Selamat hari buruh!
Ingat apapun posisi kita saat ini, kita masih buruh. Buruh atas diri kita yang telah memperbudak untuk melakukan kesewenangan kepada saudara-saudara kita.
Saudara yang seharusnya mendapatkan hak-haknya jarang kita tunaikan. Banyak dari yang sudah bos sering menunda THR atau pesangon dengan dalih sendiri belum layak.
Ada sejuta alasan untuk menunaikan hak kaum buruh untuk menjadi berat. Tak ingat bahwa kita juga masih buruh, buruh untuk ketidaksewenang-wenangan.
Maka jangan sombong dengan kemampuan kita sekarang! Tapi intropeksilah adakah hak kaum buruh yang belum kita tunaikan.
Adakah kita menunaikan hak mereka yang hanya sedikit itu? Kalau iya, yuk sadar diri atas keterbatasan mereka sebagai bagian dari diri kita.
Mari kita tunaikan hak mereka sebagai kewajiban kita yang harus dan telah kita jalankan. Harapannya tidak akan ada lagi di hari buruh, mereka yang melakukan aksi demo lagi.
Tidak itu saja, dengan kesadaran bahwa setiap diri ini bagian dari buruh, minimal butuh akan tenaganya. Sehingga pola hubungan yang terjalin bukan memanfaatkan tapi saling membutuhkan.
Buruh adalah bagian dari sebuah kerjasama yang saling mengikat. Adanya bukan lagi juragan atau majikan dengan buruh tapi lebih kepada partner kerja.
Dengan demikian kondisi kinerja semua lapisan tidak terditorsi oleh sebuah kedudukan. Hal ini hanya akan mengakibatkan yang kaya semakin kaya dan yang miskin semakin papa.
Hari buruh bukan lagi untuk demo, tapi saatnya yang merasa majikan, yang merasa sudah juragan untuk muhasabah dan introspeksi. Siapa sebenar-benarnya kita?