Sesungguhnya cerita yang tersimpan dibalik museum stasiun ini sangat mengerikan. Tetapi karena kita datangnya beramai-ramai, aura mistis tidak terlihat. Museum itu menyimpan sebuah kisah pilu masa lalu yang sangat kelam. Hal ini kita ketahui dari wawancara dengan Bapak petugas yang menjaga museum.
***
Alkisah...
Di waktu malam tepatnya pukul 3 dini hari, Pihak Belanda secara sembunyi memindah 100 tawanan yang merupakan orang indonesia. Para tawanan itu dibawa ke stasiun Bondowoso untuk diangkut dengan Kereta ke Wonokromo. Belanda menggunakan gerbong barang untuk mengangkut para tawanan tersebut.
Gerbong barang itu ada tiga seri. Gerbong pertama berseri GR 10152 yang diisi 38 tawanan. Gerbong kedua berisi 29 tawanan dengan nomor seri GR 4416. Sedangkan gerbong ketiga memiliki nomor seri GR 5769 yang berisi 33 tawanan.
Gerbong itu tanpa lubang ventilasi. Bahkan lubang kecil di sudut pintu gerbong juga ditutup. Kereta berangkat sekitar jam 7 pagi, setelah para tawanan menunggu selama 4 jam.
Kisah tragis itu berawal di stasiun Kalisat. Setelah menunggu sejenak rangkaian gerbong kereta yang datang dari Banyuwangi untuk dipasangkan, kereta berangkat dibawah terik matahari yang menyengat. Kondisi ini mengakibatkan gerbong yang gelap menjadi pengap. Ada tawanan yang tidak kuat sehingga jatuh pingsan.
Kereta berangkat lagi dari stasiun Jember mulai pukul 10.30 WIB ke Pasuruan. Di tengah perjalanan, Korban mulai berjatuhan lagi dikarenakan kekurangan oksigen. Banyak tawanan merasa panik sehingga histeris dan mencakar-cakar berusaha membuat lubang di dinding.
Kondisi udara di dalam gerbong tambah semakin panas. Ini menyebabkan banyak yang merasa sangat haus. Ada tawanan yang nekat meminum air kencing teman untuk mengobati dahaganya.
Hujan lebat mengguyur gerbong saat perjalanan Pasuruan ke Bangil. Air hujan membuat udara di dalam gerbong kedua dan ketiga terasa menjadi lebih sejuk. Berbeda dengan gerbong pertama karena masih baru sehingga air hujan tidak bisa masuk.
Perjalanan Bangil - Sidoarjo, para tawanan sudah tidak terdengar suaranya. Saat tiba di stasiun Wonokromo waktu menujukkan pukul 19.30 malam. Ketika pintu gerbong dibuka, ada 90 tawanan dalam keadaan meninggal dunia. Sedang yang masih hidup hanya 10 tawanan.