[caption id="attachment_304417" align="aligncenter" width="259" caption="Sumber: www.youtube.com"][/caption]
Bagi para Beatlemania, pasti tidak asing dengan sebuah lagu yang cukup fenomenal dan kontroversial yang berjudul “Revolution 9”. Pertama kali saya mendengar lagu ini adalah pada saat saya membeli album the Beatles (White Album). Album itu sendiri di release pada tahun 1968. Ini adalah satu-satunya lagu the Beatles yang tidak pernah bisa saya nikmati, tidak pernah bisa saya mengerti dan tidak pernah lagi saya dengarkan ulang setelah saya dengarkan 2 kali saja karena komposisinya yang aneh dan agak menakutkan. Membuat perasaan tidak enak. Lagu ini atau lebih tepatnya komposisi, menurut saya pribadi adalah hanyalah sekedar kenakalan John Lennon sebagai seorang seniman yang jenius.
Lagu ini merupakan lagu eksperimental dari the Beatles yang di komposisi oleh John Lennon dengan kontribusi dari Yoko Ono.Lennon menyebutnya “Musik dari masa depan”.Lennon mengatakan kepada Majalah Rolling Stone bahwa ini adalah, "Sebuah gambaran dibawah sadar tentang apa yang sebenarnya saya pikirkan akan terjadi ketika itu hal terjadi, itu hanya seperti menggambar sebuah revolusi."
Komposisi lagu ini benar-benar aneh dan sepintas seperti amburadul ngga beraturan. Ini adalah lagu Beatles terpanjang (08:15). Lagu ini juga membutuhkan waktu lebih lama untuk menyelesaikan daripada lagu lain di album. Kontroversi mengiringi lagu ini. Mulai dari keengganan Paul memasukkan lagu ini, intepretasi lagu hingga rumor kematian Paul McCartney akibat kecelakaan mobil. Rumor tersebut terjadi pada bulan Oktober 1969 ketika seorang pendengar menelpon ke sebuah stasiun radio di Detroit dan mengatakan tentang pesan mundur. Ketika rekaman tersebut diputar ke belakang (reversed) di acaranya,para pendengar menjadi heboh dan minggu-minggu berikutnya stasiun radio tersebut diserbu panggilan telepon dan rumor bertebaran. Rumor cepat menyebar, dan McCartney turut membantumenyebarnya rumor tersebut dengan bungkam dan membiarkannya.
Struktur Komposisi Lagu
Rekaman ini merupakan perperpanjangan versi lagu “Revolution". Lennon kemudian menggabungkan dengan coda yang tidak terpakai dan berbagai vokal yang overdubing , pidato , efek suara , dan rekaman pendek. Loop (potongan) dari pidato dan pertunjukan musik , beberapa di antaranya diputar secara terbalik. Lebih lanjut semua itu kemudian dimanipulasi dengan echo, distorsi, stereo panning, dan fading.
Komposisi dimulai dengan suara piano lambat dalam kunci B minor dan suara laki-laki yang mengulangi kata-kata "number nine ", dipanning dengan cepat di saluran stereo. Baik suara piano dan suara laki-laki "number nine” diulang berkali-kali sepanjang komposisi tersebut, sebagai ciri dari komposisi “Revolusi 9”.
Sebagian besar trek terdiri dari potongan-potongan komposisi yang masuk dan keluar, beberapa di antaranya sampel dari pertunjukan musik klasikseperti “O Clap Your Hand” karya Vaughan Williams Motet, Chord akhir dari Sibelius “ Symphony No 7”, dan bagian final dari Schumann Studi Symphonic yang diputar secara terbalik. Potongan lainnya termasuk potongan singkat dari Beethoven Choral Fantasy, "The Streets of Cairo", komposisi biola dari lagu "A Day in the Life", dan George Martin mengatakan "Geoff, put the red light on”. Bagian dari lagu Arab "Awwal Hamsa" oleh Farid Il - Atrash disertakan sesaat setelah tanda 7 menit. Ada juga potongan komposisi pertunjukan opera tak dikenal,mellotron , biola dan efek suara yang diputar terbalik, sebuah duet oboe / tanduk, gitar listrik yang diputar terbalik dalam kunci E mayor, dan string kuartet yang diputar terbalik dalam kunci E mayor–flat.
Bagian dari coda yang tidak terpakai dari lagu "Revolusi 1" dapat didengar secara singkat beberapa kali selama komposisi, terutama jeritan Lennon dari"right" dan "alright", dengan porsi yang lebih lama pada saat akhir yang menampilkan wacana Ono tentang menjadi telanjang. Segmen prosa acak dibaca oleh Lennon dan Harrison terdengar jelas di seluruh lagu, bersama dengan berbagai efek suara seperti suara tawa, kerumunan yang bising, suara kaca pecah, klakson mobil dan suara tembakan. Beberapa suara yang diambil dari Elektra Records di persediaan efek suara. Potongan terakhir adalah rekaman nyanyian sepak bola Amerika (“Hold that line! Block that kick!”). Dalam komposisi ini melibatkan paling tidak 45 jenis sumber suara yang berbeda.
[caption id="attachment_304418" align="aligncenter" width="192" caption="sumber: www.thebeatles.com"]
[/caption]
Orchestra Revolution 9
Seperti sudah disebutkan diatas bahwa komposisi lagu ini merupakan potongan-potongan sumber suara yang berbeda. Potongan-potongan inilah yang di jawantahkan dan di intepretasikan oleh Alarm Will Sound Orchestra. Setiap potongan komposisi di suarakan kembali menggunakan instrumen musik yang tepat. Kemudian kesemua instrument di harmonisasikan dengan keseluruhan komposisi sehingga menghasilkan sebuah karya yang apik.
Alarm Will Sound (AWS) adalah sebuah orkestra yang berfokus pada rekaman dan pertunjukan musik kontemporer. Kinerjanya telah digambarkan oleh majalah Financial Times sebagai "Bagian yang seimbang antara antusiasme, sikap acuh tak acuh dan keahlian" dan oleh San Francisco Chronicle sebagai "Kemenangan permainan ensemble". The New York Times mengatakan “Alarm Will Sound adalah salah satu ansambel yang paling penting dan original di dunia musik Amerika."
Repertoar AWS meliputi karya-karya mulai dari Eropa hingga Amerika, dari arch-modernis hingga pengaruh music pop. Tahun 2004 hingga 2007, mereka adalah seniman lokal di Universitas Dickinson.ASCAP (American Society of Composers, Authors and Publisher) mengenal AWS lewat Konsernya di Music Award pada tahun 2006. Mereka menyebutnya "keahlian, semangat dan komitmen yang mereka lakukan dan juarai adalah perbendaharaan untuk abad ke-21." Tahun 2005, album AWS “Acoustica” dirilis Juli 2005 dibawah Cantaloupe Music.
Tahun 2009, album mereka yang berjudul “a/rhythmia” , dirilis. Pada tahun 2010, kelompok ini bekerja sama dengan Dirty Projectors mengadakan pertunjukan di Lincoln Center, Disney Hall dan Barbican Centre. Musik yang mereka bawakan menggunakan bantuan teknologi komputer yang rumit. Pada tahun 2011 di Carnegie Hall, kelompok ini mempersembahkan pertunjukkan music “1969”, sebuah pertunjukkan multimedia musik yang menggabungkan orchestra musik, gambar, teks, dan pementasan untuk menceritakan kisah menarik dari musisi-musisi besar seperti John Lennon, Karlheinz Stockhausen, Luciano Berio, dan Leonard Bernstein. “1969”menggabungkan musik, sejarah, dan ide-ide besar itu banyak dipuji oleh New York Times dan LA Times.Mereka aktif melakukan tour antara tahun 2012 hingga 2013 baik di Amerika maupun luar Amerika.Di tahun 2013-2014, Alarm Will Sound bermitra dengan The Metropolitan Museum of Art dan menjadi anggota seniman di institusi tersebut.
Khusus pada komposisi Revolution 9 ini, AWS berusaha menerjemahkan dengan mengabsorb bunyi-bunyian yang ada kedalam masing-masing instrument yang tepat. Ditunjang dengan sentuhan teknologi, AWS cukup berhasil menyajikan komposisi Revolution 9 secara lebih teratur dan lebih dapat dinikmati sebagai sebuah komposisi lagu tanpa meninggalkan suasana asli dari lagu tersebut. Memang dengan mendengarkan versi orkestranya, suasana lagu yang tidak mengenakan hati pada versi aslinya menjadi berkurang atau sama sekali hilang dan kita dapat lebih memahami maksud dari John Lennon menciptakan komposisi ini. Terasa sekali ke-liaran, pemberontakan dan kejeniusan Lennon dalam usahanya menggambarkan sebuah revolusi lewat lagu.
Terima kasih kepada Alarm Will Sound yang telah memberikan penyajian lagu Revolution 9 secara apik, sehingga saya akhirnya dapat menikmati karya John Lennon “Revolution 9” walaupun dengan cara dan dari sudut pandang yang berbeda. Dengan demikian, kini saya dapat menikmati keseluruhan karya-karya dari The Beatles tanpa kecuali.
Sumber: www.wikipedia.com, www.youtube.com, www.thebeatles.com, www.alarmwillsound.com dan berbagai sumber
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H