Lihat ke Halaman Asli

Love My Family

Diperbarui: 24 Juni 2015   04:41

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Ayah

Telah lama ku hirup aroma

Tetesan keringat di dahimu

Telah lama ku tatap lelah perjuangan

Di kedua binar matamu

Tapi ayah tak pernah berkeluh kesah

Banting tulang mencari nafkah

Meski hati kadang bergumam

Lelahkah engkau sebrangi kami

Pada perahu yang menepi di pelabuhan itu

Tlah ku bawa potret engkau dalam diri ini

Raut wajahmu, hatimu, gelagatmu

Juga segala tentang engkau

Terimakasih ayah..

Engkaulah penopang hidupku

Yang memberi segala yang terindah

Sebuah Nama (Ibu)

Untuk sebuah nama

Wanita yang berdiri tegak menantang dunia

Tetap tegar layaknya pohon besar yang diterpa angin

Keringat membasuh peluh di setiap tetes juangmu

Belai cinta menyentuh di pelupuk hati

Mengendap keras, dalam sekali

Menembus tirai-tirai di hatimu

Yang membuka nirwana dunia

Oleh semerbak puspita yang kau cipta

Pada mimpi satu per satu yang bergulir

Mencampakkan keraguan di termaram senja

Kala malam kau terjaga

Lepaskan kerutan di keningmu, damaikanlah..

Karena ku selimuti tubuhmu dengan kasih

Yang ku pamerkan indah di singgasana hati

Ibuku..




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline