Memasuki Era Baru dan hadirnya dunia virtual yang kian kemari menjadi pusat setiap ekosistem kehidupan manusia, tak jarang orang menghasilkan pemikiran baru untuk meresponi hal ini. Istilah yang bisa diterima saat ini yaitu "Dunia Yang Dimanisfestasikan"
Metaverse adalah sebuah teknologi baru dimana manusia bisa berinteraksi selayaknya seperti dunia nyata. Saat ini banyak orang meresponi hal ini dengan positif, tetapi bagaimana kelangsungan hidup untuk manusia golongan bawah? akankah ini menjadi tolak ukur untuk sebuah negara mengadopsi teknologi baru ini!
Banyak isu yang kita dengar bahwa bekerja bukan lagi kita pergi ke kantor lalu pulang, memang terlihat not make sense tetapi dunia menerima itu. Ada hal penting yang tentu mendorong Metaverse ini diterima dunia yaitu, "mempermudah ekosistem manusia".
Mungkin serpihan kata ini benar bahwa " Yang kaya akan semakin kaya dan yang miskin akan semakin miskin".
Menjawab keinginan dunia, Metaverse hadir!!!
Hadirnya sebuah teknologi baru tentu akan merevolusi sebuah ekosistem, dihitung berapa besar dampak dari teknologi itu.
Saat ini bukankah sebuah perusahaan atau bisnis besar berlomba-lomba untuk menjawab kubutuhan manusia yang ingin serba praktis. Dulu kita hanya bisa mencuci dengan tangan, tetapi setelah munculnya mesin cuci manusia berlomba -lomba menggunakan itu. Dari hal ini kita bisa simpulkan bahwa Metaverse Hadir dari sebuah keinginan manusia untuk "hidup lebih praktis".
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI