Lihat ke Halaman Asli

Indonesia dan Diindonesiakan

Diperbarui: 24 Juni 2015   07:38

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Media. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

Kehidupan manusia dalam hidup ini semakin banyak tercipta ruang. Ruang yang menimbulkan berbagai ragam ekspresi, pola hidup hingga ke gaya hidup. Berbagai macam gerak, cara berkomunikasi dan menampilkan kuasa atas tubuh. Prilaku ini secara manis terbentuk dari cara pandang suatu golongan hingga akhirnya menjadi tren golongan lain.

Pola hidup gotong-royong yang sudah mengakar di jati diri bangsa ini, perkelahian antar teman di masa kecil saat bermain di tanah yang lapang hampir tidak terlihat. Hanya bapak yang membaca Koran di depan rumah yang masih terlihat setia menunggu Koran pagi.

Tidak dapat dihindarkan bangsa kita banyak menerima berbagai ragam teknologi yang diciptakan oleh bangsa asing hingga membentuk suatu budaya. Sebenarnya  perkembangan ini semakin membantu dan memang baik adanya, namun semakin berkurang  juga  nilai tatanan hidup bangsa ini mengenai kesosialan dan keramahan.  Biasanya di saat menunggu antrian di suatu gedung bank. Antar seorang bapak akan mengobrol  perihal keluarga dan anak mereka (meskipun baru berkenalan). Kini hal itu hilang dengan adanya. Mereka sibuk dengan smartphone atau heandphone yang bisa yang mengakses apa saja.

Dulu di kalangan anak-anak sebuah layangan menjadi tren bermain yang asik, kini sebagian banyak anak-anak meninggalkannya dan merengek demi permainan dalam sebuah layar yang bisa disentuh. Ruang baru yang menciptakan ruang lama menjadi tidak menarik lagi.

Banyak tren gaul yang tercipta oleh semakin majunya teknologi yang tercipta. Tidak dilupakan juga adanya kesenjangan social yang disebabkan oleh perkembangan ini. Suatu perkembangan yang diterima bangsa ini, sebenarnya ada baik dan burknya.  Bagaimana kita menilai apa yang kita miliki dan apa yang bangsa lain miliki, sehingga itu tidak membuat budaya kita tertidur lama dalam negeri kita ini.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline