Lihat ke Halaman Asli

Parasmu Minke

Diperbarui: 24 Juni 2015   07:29

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Minke mungkin aku baru mengerti siapa itu marsinah dan bagaimana sepak terjangnya di negeri kita. Aku melihatnya dilayar televisi yang selama ini kusetiai. Aku mendengar nyanyian tentang marsinah di radio dan disekumpulan seorang idealis disana. Di gang dan di jalan raya. Apakah kamu tahu minke. “ah kamu orang lama.” Kamu pasti mengerti betul Marsinah itu siapa, tapi aku tidak mau bercerita dulu mengenai Dia.

Aku melihat wajahmu di ruang kerja kami Minke. Postur badanmu menawan, wajahmu manis saat tersenyum, dan kamu sangat mempunyai karisma. Kamu belum tahu apa pekerjaanku, mungkin nanti kau akan paham. Aku hanya menjelaskan ruangan kerja kami banyak sekali photomu saat tersenyum.

Di saat senggang kami. Photomu menjadi hiburan yang sangat mengisi waktu yang terus menggoda dan jail. Aku membayangkan tanganmu menggandengku. Mengajak berjalan dengan seluruh ajudanmu, dan bercerita bagaimana kondisi saat ini. Soal politik, aku akan lebih bersemangat membahasnya. Sebab aku tidak pernah absen dalam acara politik dan social.

Kamu Minke membuat imajinasai kami semakin meningkat. Aku mau menjadi istri kedua, ketiga, dan sampai keempat. Sepertinya aku akan dicekal atau dikucilkan oleh banyak perempuan lain. “Apakah mereka mengerti tentang hidupku.” Saat aku merias diriku. Kamu selalu ada memandangiku. Saat bulan mulai suram cahayanya pandangan matamu begitu menggoda dan berwangi kemesraan menuju kepadaku. Aku sangat senang sekali. Ini ruang kita berdua yang tidak ada siapapun mengganggu, tapi Minke anak didikmu sering mengujungi kami dengan wajah mereka yang kehausan.

Minke apakah istrimu setuju bahwa  kamu sering ketempatku. Menggodaku dan lain sebagainya. Apakah Dia menerima apa yang kamu lakukan kepadaku.  Kamu selalu ada di depan cerminku. Aku tau apa yang kamu lakukan kepadamu. Sebaiknya aku memintamu untuk mengsahkanku didepan mata Dia, bahwa kita sah. Kamu bayangku Minke. Setiap ragamu kurasakan dan kuciptakan menjadi bentuk roh yang lebih memikat dari aslimu. Aku menyimpan kamera tua bapakku yang ku jaga di kotak kayu, mungkin ini bisa membantu aku bertemu secara nyata denganmu Minke.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline