Lihat ke Halaman Asli

Pelacuran dan Klab Malam Edisi Ramadhan

Diperbarui: 26 Juni 2015   03:03

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Assalamualaikum warah matullahi wabarakatuh, pertama - pertama saya mau mengucapkan selamat menunaikan ibadah puasa baik pada yang benar - benar berpuasa maupun pada yang pura - pura berpuasa, seperti yang kita ketahui bulan Ramadhan selalu bisa memberikan warna baru bagi lingkungan sekitar kita, segala sesuatunya akan dibungkus dengan hal - hal Islami ketika memasuki bulan suci Ramadhan, lihat saja di televisi artis - artis yang tadinya tidak berkerudung dan doyan menampakkan tubuh - tubuh aduhai, pada bulan suci ini berusaha sebisa mungkin menutupi auratnya dengan baju yang lebih tertutup dan kerudung, perusahaan - perusahaan  juga sebagian besar memanfaatkan momen ini dengan membuat iklan - iklan yang berhubungan dengan bulan suci Ramadhan, mulai dari Sirup, Penyedap Masakan, bahkan Provider Telephone Cellular, semua memanfaatkan momen bulan Ramadhan,salah satu provider yang biasanya doyan menampilkan "belahan dada" dari seorang model wanita yang sedang menelepon pada papan Advertising nya sekarang menggunakan model yang berkerudung tanpa memperlihatkan belahan dada pastinya. Namun saya sedikit heran karena ada beberapa gelintir manusia yang tidak bisa memanfaatkan momen bulan suci Ramadhan ini, siapakah mereka? ya mereka adalah semua entitas dalam bisnis yang dianggap "kurang religius" sehingga jika bisnis ini dijalankan maka akan dapat merusak momen bulan Ramadhan yang penuh dengan orang - orang "religius karbitan" dan "religius temporer" pastinya.kalian pasti tahu kan bisnis apa yang saya maksud ? ya itu lho bisnis - bisnis Klab Malam, Pelacuran, Pijat Tradisional (ala Pelacur), dan sebagainya yang dianggap tidak religius oleh masyarakat dan pemerintah. padahal mereka kan juga sama seperti bisnis - bisnis yang lain, mereka pasti ingin menjalankan bisnisnya dengan aroma religius seperti bisnis - bisnis lain , mereka juga pasti ingin juga mengeruk keuntungan dari sifat konsumtif konsumen selama bulan Ramadhan.

Para Germo mungkin sudah merancang sebuah konsep pelacuran yang Islami, biasanya jika pelacur yang dijajakan menggunakan baju seksi, maka pada Bulan Ramadhan para Germo akan memakaikan kerudung, atau mungkin baju muslim tertutup tapi bening (tembus pandang) sehingga kesan tertutup didapat tapi badan seksi perangsang kelenjar testosteron masih jelas terlihat, itu dari baju, mungkin para Germo juga menggunakan sistem Syariah untuk membayar para pekerjanya ya, biasanya pekerja dibayar oleh Germo dengan semena - mena, tapi karena bulan Suci Ramadhan para Germo menggunakan sistem "muamalat" (bagi hasil)untuk membayar pekerjanya, masalah penjualan dan pembayaran sudah, sekarang masuk pada budaya kerja, jika (mungkin) biasanya didatangi tamu dan tidak berkata apa - apa pada bulan suci ini mereka bisa mengucapkan salam "Assalamualaikum, ada yang bisa kami bantu? short atau long pak? pakai sini atau take away?", ketika nantinya beraksi di ranjang dengan "partner"nya juga harusnya tidak kehilangan suasana religius, misalnya desahan yang biasanya hanya, "Ah", "Uh", "Yes", "No", atau apalah, bisa diganti dengan menyebut nama tuhan, zikir misalnya "Allahuakbar", "Alhamdulillah", "Subahanallah" lumayan kan ? sekalian zikir sambil nunggu waktu sahur mungkin, atau mungkin dinikmati setelah azan maghrib (berbuka dengan (Gadis) yang manis).

Bisnis klab malam juga tidak harus tutup, seharusnya mereka bisa membuat party spesial Ramadhan, dengan DJ yang pernah menjadi ustadz misalnya, DJ Al - Habis bin Munawar (misalnya, ini fiktif kok) apa iya di jaizrah Arab sana tidak ada yang berprofesi sebagai DJ, dan si DJ pastinya harus bisa membalut lagu - lagu Religius menjadi musik party yang asyik dibuat berjoged, minuman spesial juga bisa disajikan pada malam itu, misalnya ada tambahan air zam - zam, ada tambahan kurma, sehingga semua jadi terasa Religius, kalau perlu diadakan Sholat Terawih dulu sebelumnya, lalu party, habis party boleh sahur, maka Klab malam wajib menyediakan hidangan sahur buat para "member"

maaf bagi para pembaca jika mungkin ada yang geram pada tulisan saya ini, saya juga geram sebenarnya kenapa hanya pada bulan suci Ramadhan saja bisnis - bisnis itu dilarang beroperasi ? kalau memang "tidak baik" kenapa tidak di tutup selamanya saja?, saya cuma gak habis pikir menghoramati bulan Ramadhan dengan cara seperti itu, terima kasih sudah berkenan membaca, semoga ibadah kita selama bulan Ramdhan diterima Allah SWT, Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh                 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline