Lihat ke Halaman Asli

Petarung Nasib

Diperbarui: 26 Juni 2015   00:31

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bersandar pagi yang terus berganti Para petarung nasib tak pernah berhenti Mendobrak bola dunia dengan segala keyakinan dihati Agar hidup tak tersentuh mati... Butir butir keringatnya menjadi tanda Warna cinta untuk keluarga kecilnya Membuka semua alur kesempatan dunia Untuk menulis hikmah hari ini dalam suka duka... Tak perduli walau susunan tulang menjadi retak Ditumbuk bersama kisah hidup dengan suara kian serak Namun semangat tak pernah gentar Menyibak tirai kehidupan dalam do'a dan ikhtiar... Menyelami waktu yang pergi tak pernah kembali Melihat apa saja yang telah di tanam untuk dipanen nanti Sebagai bekal untuk hidup dikemudian hari Saat usia senja hingga kematian menghampiri... Bertanyalah semua petarung nasib di akhir kisah ikhtiarnya Dikala desah nafas diliputi rasa sunyi hampa Disaat petang datang menyelimuti tubuhnya Sudahkah syukur dipanjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa... ( SUFI AKHIR ZAMAN  25/10/2011 )

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline