Lihat ke Halaman Asli

Merenung Tanpa Raungan

Diperbarui: 11 September 2015   15:20

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Fiksiana. Sumber ilustrasi: PEXELS/Dzenina Lukac

 

Secercah sinar menetas di ufuk Timur
Embun menyucuk di ujung dedaunan
Angin menyapa, menyapu gulita
Burung bernyanyi menyahut dunia
Ku masih termenung di balik jendela
Menyeka lembabnya embun pada sebilah kaca

Sembari berpikir masa penghujung
Menata mimpi dalam gelap
Melebur beban dalam khayalan
Menghibur diri dengan harapan

Ku kutip segala duka
Ku teriakan dalam nada per birama
Setidaknya, lebih indah dari sekedar menangis
Lebih berirama daripada meraung

Karena takkan pernah ada yang mengerti
Hanya gelap yang memahami artinya sinar
Hanya terik mentari yang memahami artinya hujan

#Jajlife

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline