Lihat ke Halaman Asli

Continuing Study: Dikotomi antara Cita-cita dan Keadaan

Diperbarui: 25 Juni 2015   05:19

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

UN sudah selesai, semua siswa sedang H2C (Harap Harap Cemas) menunggu jerih payah keringat mereka selama masa belajar.

Masa ini, adalah masa tenggang yang sepatutnya tidak sampai kehilangan usefulness-value, dan dianjurkan pada semua anak bangsa ini agar melanjutkan pendidikannya ke jenjang yang lebih tinggi karena dengan itulah masa depan mereka akan lebih terarah. Kebanyakan orang berpikir bahwa melanjutkan pendidikan hanyalah suatu formalitas dan legalitas dalam menempuh karir, padahal tidak sesederhana demikian. Orang yang telah menempuh jenjang pendidikan yang lebih tinggi akan berbeda mindset-nya dengan orang yang tidak melanjutkan jenjang pendidikannya. Karena sesungguhnya melanjutkan study itu tidak hanya untuk mengetahui suatu keilmuan, tetapi juga membentuk suatu karakter dominan-character dalam dirinya. Sehingga ia akan lebih mengetahui problem-solving ketika ia menghadapi masalah dalam hidupnya. Selain itu dengan melanjutkan pendidikan ke jenjang lebih tinggi selain keilmuan yang didapat tentunya akan memperoleh banyak relasiuntuk membuat suatu komunitas problem-solving kehidupan nantinya.

Sebenarnya terlihat pula antusiasme para siswa untuk melanjutkan pendidikannya, namun kendala yang sering terimbuh dari lisan mereka adalah, "Keadaan ekonomi".

Di era modern ini, sebenarnya alasan "ekonomi" itu akan terhapus oleh keinginan sungguh-sungguh dan kerja maksimal. Bagi mereka yang merasa ekonomi tidak mendukung masih bisa mendapatkan beasiswa baik itu beasiswa akademik maupun beasiswa bantuan lainnya. Namun kebanyakan siswa tidak berusaha maksimal, terlebih supporting sekolah mereka sendiri yang tidak tamapak.

Pihak sekolah seyogyanya memfasilitasi siswanya untuk melanjutkan pendidikan, paling tidak memberikan mereka informasi tentang beasiswa, mekanisme pendaftaran, dll. Kebanyakan pihak sekplah merasa cukup dengan melihat siswanya lulus meskipun itu dengan sedikit upaya "dalam tanda kutip". Tetapi pihak sekolah tidak berdedikasih pada siswanya untuk menjawab pertanyaan masyarakat, "Akan jadi apa mereka setelah sekolah?"

____________*

"Ambilah pasukanku sebanyak yang Anda inginkan. Tetapi berilah aku pemuda 10 orang, niscaya aku akan merubah dunia" (dikutip dari perkataan Ir.Soekarno)

Pemuda! Bangkitlah!




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline