Pisang...Siapa yang tidak mengenalnya? pasti semua orang kenal dengan tanaman ini. Buahnya yang manis rasanya jika sudah matang,digemari oleh semua orang dari berbagai kalangan baik anak-anak maupun orang tua. Bukan hanya dimakan langsung, buahnya dapat diolah menjadi berbagai aneka makanan yang lezat. Kandungan gizinya yang banyak sangat dibutuhkan oleh tubuh manusia. Pohon sejuta manfaat ini dapat dengan mudah kita temui diberbagai daerah di Indonesia.
Pohon ini mudah tumbuh dan berumpun-rumpun, bukan hanya buahnya, daunnya pun dimanfaatkan untuk berbagai kebutuhan seperti untuk membungkus makanan, pakan ternak dan sebagainya.
Sementara bonggol dan batangnya nya dapat dimanfaatkan untuk campuran pakan ternak, bahan campuran pupuk kompos. Bunga pisang atau yang dikenal dengan jantung pisang dapat diolah menjadi makanan olahan nan lezat, seperti dijadikan opor jantung, kukus jantung, cobek jantung , abon jantung dan sebagainya.
Bukan hanya itu, rumpun pohon pisang dapat dimanfaatkan juga sebagai tempat daur ulang sampah organik, yang ramah lingkungan dengan cara membuat lubang disekitar rumpun pohon pisang, kemudian lubang tersebut diisi dengan sampah-sampah organik, sehingga menghasilkan pupuk kompos. Dan yang lebih hebat lagi pisang sebagai salah satu buah dari surga. Disebutkan dalam Al-Qur'an : "Dan pohon pisang yang bersusun buahnya." (Q.S Al-Waqi'ah:29). Sebagai buah dari surga, sudah barang tentu selain memiliki kandungan gizi dan manfaatnya yang banyak, tentu dibalik itu ada hikmah yang dapat kita petik dari pohon pisang tersebut.
Dari sejuta manfaat yang diberikan oleh pisang, pernahkah kita merenungkan bagaimana kehidupan pohon pisang itu sendiri? kalau kita amati baik-baik dan renungkan pohon pisang termasuk pohon yang memiliki sifat pantang menyerah dan pantang mati sebelum berbuah, mengapa demikian? Misalkan saja pohon pisang yang tumbuh tapi belum berbuah kita tebang batangnya, apakah pohon pisang akan mati? tentu saja tidak, dari batang tersebut akan keluar tunas daun yang baru, ia akan tumbuh dan hidup kembali sampai berbuah. Setelah menghasilkan buah dan dimanfaatkan oleh manusia maupun binatang, maka lama-kelamaan ia akan mati dengan sendirinya. karena tujuannya telah tercapai.
Hikmah apa yang dapat kita petik dari kehidupan sebatang pohon pisang? Sebagai pendidik, dan juga sebagai manusia tentu kita bisa menjadi pribadi yang pantang menyerah dan kerja keras. Walaupun batang pisang kita tebang, daunnya kita robek-robek, dia akan berusaha untuk terus tumbuh sampai menghasilkan buah pisang yang lezat. Lain halnya dengan kita yang terkadang jika dihadapkan pada permasalahan hidup kita gampang putus asa, menjadi pesimis, menyerah pada keadaan, kita mudah putus asa menghadapi siswa-siswa yang nakal, suka marah-marah tanpa berusaha untuk mencari solusi dari setiap permasalahan yang muncul.
Kita sebagai guru tentu harus memiliki sifat pantang menyerah layaknya pohon pisang, tugas mulia kita untuk mencerdaskan anak bangsa pasti dihadapkan pada tantangan-tantangan. Pantang menyerah merupakan benteng kita untuk menghadang setiap tantangan yang datang dengan menyiapkan solusi-solusi terbaik. Kerja keras harus menjadi karakter kita agar menjadi teladan bagi anak didik kita, dengan sikap pantang menyerah dan kerja keras kita dapat mengantarkan putra putri didik kita menjadi generasi yang membawa kemajuan bangsa dan negara dikemudian hari.
Dalam ajaran agama Islam, Rasulullah Saw menganjurkan umatnya untuk bekerja keras, dan mandiri. Sebagaimana beliau tegaskan dalam haditsnya: "sesungguhnya Allah mencintai hambanya yang berkarya. Dan barang siapa yang bekerja keras untuk keluarganya, maka ia seperti berjuang di jalan Allah Azza Wajalla." (H.R. Ahmad)
Semoga kita menjadi pribadi yang pantang menyerah dan kerja keras layaknya sebatang pohon yang memberi manfaat untuk makhluk lain, sebelum meninggalkan dunia yang fana.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H