Lihat ke Halaman Asli

Bandung Heritage Tour Episode 2 - Menyusuri Braga Sampai Asia Afrika

Diperbarui: 26 Juni 2015   16:43

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Karier. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

.... Setelah menikmati berbagai macam kue,roti dan es krim di Sumber Hidangan kami melanjutkan perjalanan "menyusuri Braga sampai Asia Afrika",sebenarnya letak kawasan Jalan Asia Afrika tidak begitu jauh dari kawasan Braga cukup 10menit dengan berjalan kaki dan menyeberangi Jln.Naripan. Disepanjang jalan menuju kawasan Asia Afrika kita masih disajikan pemandangan bangunan-bangunan tua dan unik peninggalan masa kolonial karena kawasan Braga dan Asia Afrika dikenal dengan kawasan bangunan tua,seperti Gedung Bank Jabar Banten,Apotek Kimia Farma dan Bioskop Majestic. [caption id="attachment_121400" align="alignleft" width="320" caption="Gedung Bank Jabar Banten"][/caption] Di sebelah kanan Jalan tepat di seberang Apotek Kimia Farma terdapat sebuah bangunan yang sangat terkenal pada masanya bernama Gedung Bioskop Majestic,ketika kawasan Braga berubah menjadi kawasan pertokoan elit bagi kaum bangsawan Eropa di Kota Bandung tidaklah sempurna tanpa adanya satu tempat hiburan. Maka dibangunlah sebuah tempat hiburan berupa bioskop oleh seorang arsitek terkenal dan juga guru besar di Technische Hogeschool te Bandoeng (Sekarang ITB) bernama Prof.Ir.Wolf Schoemaker dan selesai pada tahun 1925. Gedung Bioskop Majestic ini masih dapat kita jumpai sampai sekarang dan sempat digunakan sebagai gedung kesenian dan pertunjukan,namun di gedung ini juga pernah terjadi kejadian memilukan pada tahun 2008. Konser sebuah grup musik indie merenggut nyawa 10 orang. Semenjak tahun 2009 bangunan bioskop majestic di renovasi dan menjadi salah satu cagar budaya di kota Bandung. [caption id="attachment_121409" align="aligncenter" width="300" caption="Bioskop Majestic Sekarang"][/caption] [caption id="attachment_121410" align="aligncenter" width="225" caption="Bioskop Majestic di Senja Hari"][/caption] [caption id="attachment_121413" align="alignnone" width="300" caption="Gedung Kimia Farma"][/caption] Jalan Asia Afrika dan Museum Konperensi Asia Afrika Jalan Asia Afrika merupakan salah satu jalan yang bersejarah di Bandung karena disinilah terdapat Gedung Merdeka tempat di selenggarakannya Konperensi Asia Afrika pada 18 april - 24 april 1955 yang menghasilkan 10 pernyataan penting dari ke 29 negara peserta yang disebut dengan "Dasa sila Bandung" . [caption id="attachment_121424" align="alignleft" width="300" caption="Jl.Asia Afrika"][/caption] Berbicara mengenai Jl.Asia Afrika dan Konperensi Asia Afrika tidak bisa dilepaskan kaitannya dengan sebuah gedung anggun di sebelah kanan jalan ini. Gedung yang dahulu bernama "Societeit Concordia" dibangun pada tahun 1895 digunakan sebagai  tempat berkumpul dan berekreasi oleh sekelompok masyarakta Belanda yang berdomisili di Bandung. Societeit Concordia mengalami pembangunan untuk kedua kalinya pada tahun 1921 dengan gaya art deco hasil rancangan Prof.Ir.Wolff Schoemaker. Gedung ini berubah menjadi gedung pertemuan yang paling mewah,eksklusif dan modern di nusantara. Pada tahun 1954 Pemerintah Republik Indonesia memilih Bandung sebagai kota dimana diselenggarakannya Konperensi Asia Afrika,maka Gedung Societeit Concordia digunakan tempat berlangsungnya konperensi tersebut dengan alasan gedung tersebut adalah tempat pertemuan paling besar dan megah di Bandung. [caption id="attachment_121447" align="alignleft" width="300" caption="Gedung Merdeka"][/caption] Selain itu posisinya yang berada di tengah kota dan berdekatan dengan Hotel Sayoy Homann dan Hotel Preanger,dan menjelang dilaksanakannya Konperensi Asia Afrika gedung ini berubah menjadi "Gedung Merdeka" yang masih bisa kita lihat sampai sekarang. Museum Konperensi Asia Afrika (KAA) Disamping Gedung Merdeka terdapat "Museum Konperensi Asia Afrika" yang diresmikan oleh Presiden Soeharto pada tahun 1980 sebagai puncak peringatan 25 tahun Konperensi Asia Afrika. Museum Asia Afrika ini menyajikan berbagai benda dan gambar-gambar "saksi bisu" berlangsungnya rangkaian  sebuah pertemuan besar para pemimpin bangsa negara-negara di Asia Afrika ,dimulai dari peristiwa Tugu,Konperensi Kolombo,Konperensi Bogor dan sampai akhirnya pada pelaksanaan Konperensi Asia Afrika pada tahun 1955. Yang perlu diingat di dalam ruang pameran Museum KAA kita dilarang untuk mengambil gambar. [caption id="attachment_121455" align="alignright" width="300" caption="Museum Konperensi Asia Afrika"][/caption] Selain itu di Museum KAA ini juga terdapat perpustakaan untuk menunjang semua kegiatan museum. Perpustakaan ini memiliki sejumlah koleksi buku mengenai buku-buku sejarah,sosial,politik dan kebudayaan negara-negara Asia Afrika serta negara-negara lainnya,dokumen-dokumen mengenai Konperensi Asia Afrika,dokumen-dokumen lanjutan konperensi serta majalah-majalah dan surat kabar. Disalah satu bagian Museum KAA ini juga terdapat ruang audio visual sebagai sarana pemutaran film dokumenter mengenai kondisi dunia tahun 1950-an,konperensi Asia Afrika dan konperensi  lanjutannya. Apabila kita beruntung bisa masuk ke ruang utama Gedung Merdeka kita bisa menyaksikan kemegahan dan kemewahan Gedung Societeit Concordia tempo dulu berupa lantainya yang terbuat dari marmer Italia. Museum KAA buka setipa hari Senin sampai Jumat pukul 08.00 - 15.00 [caption id="attachment_121459" align="alignright" width="300" caption="Jadual Berkunjung Museum KAA"][/caption] Istirahat 12.00 - 13.00 Sabtu 08.00 - 12.00 Masuk gratis tanpa dipungut biaya jadi jangan ragu untuk datang berkunjung. [caption id="attachment_121462" align="aligncenter" width="300" caption="Museum Konperensi Asia Afrika"][/caption] Konperensi Asia Afrika dan Savoy Homann Masih berada di kawasan Jalan Asia Afrika tepat di depan Museum KAA terdapat sebuah bangunan unik dan sangat bersejarah,selama berlangsung Konperensi Asia Afrika para delegasi dan pemimpin negara-negara Asia Afrika menginap di sebuah hotel bernama "Savoy Homann" . [caption id="attachment_121465" align="aligncenter" width="225" caption="Hotel Savoy Homann"][/caption] Menurut sejarah Hotel Savoy Homann tidak hanya pernah sebagai tempat menginap para delegasi peserta Konperensi Asia Afrika tetapi juga pernah dikunjungi oleh pelawak terkenal jama dulu "Charlie Chaplin dan Mary Pickford" ketika berkunjung k Bandung pada tahun 1927,1935 dan terakhir pada tahun 1962. [caption id="attachment_121467" align="aligncenter" width="225" caption="Tugu Dasa Sila Bandung - Depan Savoy Homann"][/caption] Sepintas kalau kita perhatikan bentuk bangunan hotel Savoy Homann ini sama dengan bentuk gedung Bank Jabar Banten. [caption id="attachment_121468" align="aligncenter" width="500" caption="Welcome to Bandung The City Of The Asia African Conference"][/caption] Pasar Buku dan Majalah Bekas Cikapundung Kembali menyusuri Jalan Asia Afrika kearah sungai cikapundung dengan berjalan kaki sekitar 10 menit kita akan menemukan sejumlah pedagang yang menjual berbagai buku dan majalah bekas di depan Gedung Bale Sumur Bandung ( Kantor PLN Kota Bandung) di Jalan Cikapundung Barat. [caption id="attachment_121470" align="alignnone" width="300" caption="Jembatan Cikapundung"][/caption] Selama menyusuri jalan kita masih disajikan berbagai bangunan tua dan unik peninggalan tempo dulu dan kita akan melihat Sungai Cikapundung "Sungai Legendaris" karena menurut sejarah Prabu Siliwangi pernah singgah bersama prajurit dan menancapkan tongkatnya sehingga keluar mata air yang sekarang terkenal dengan "Sumur Bandung" masih terdapat di gedung Bale Sumur Bandung. [caption id="attachment_121473" align="aligncenter" width="300" caption="Sungai Cikapundung"][/caption] Seperti halnya sungai-sungai di kota besar "sungai legendaris" ini pun bernasib sama berwarna cokelat untungnya jarang ditemukan sampah. [caption id="attachment_121477" align="aligncenter" width="300" caption="Salah satu sudut di Jalan Asia Afrika"][/caption] Kembali ke pasar buku cikapundung saya juga tidak pernah tahu sejak kapan kawasan itu menjadi tempat berjualan buku dan majalah bekas,seingat saya ketika saya masih kecil para penjual buku dan majalah bekas sudah ada di Jl.Cikapundung Barat depan Gedung Bale Sumur Bandung. [caption id="attachment_121478" align="alignleft" width="300" caption="Jalan Cikapundung Barat"][/caption] Ditempat ini kita bisa mendapatkan berbagai jenis buku dan majalah bekas dari dalam dan luar negeri bahkan buku-buku langka bisa kita dapatkan dengan harga terjangkau kalau beruntung. Jangan khawatir buku-buku di tempat ini masih dalam keadaan dan kualitas bagus terdapat berbagai jenis buku seperti buku-buku non-fiksi,novel,sastra,ekonomi bahkan kedokteran. Bagi pecinta majalah luar negeri hampir semua tersedia dengan harga yang sangat terjangkau yang penting pintar menawar. [caption id="attachment_121480" align="aligncenter" width="225" caption="Bale Sumur Bandung"][/caption] Harga buku dan majalah disini sangat bervariasi antara Rp.5000 - Rp.200.000 tergantung jenis buku,kualitas dan kelangkaan. [caption id="attachment_121481" align="aligncenter" width="500" caption="Penjual Buku"][/caption] [caption id="attachment_121482" align="alignleft" width="300" caption="Buku - Buku "][/caption] [caption id="attachment_121483" align="aligncenter" width="300" caption="Majalah"][/caption] Selain menjual buku dan majalah bekas di kawasan ini terdapat juga para pembuat stempel,mendali dan plakat. [caption id="attachment_121484" align="aligncenter" width="500" caption="Sepanjang Cikapundung Barat"][/caption] Mungkin kebanyakan berpikiran untuk berlibur ke Bandung berarti berbelanja di Factory Outlet padahal ada tempat-tempat unik dan bersejarah yang patut untuk di kunjungi juga seperti Kawasan Braga, Asia Afrika dan Cikapundung. Jangan ragu untuk mampir ke Bandung untuk menikmati keunikan peninggalan masa lampau. Artikel Bandung Heritage Tour - Menyusuri Braga sampai Asia Afrika sampai disini,tapi masih ada lanjutannya di artikel "Bandung Heritage Tour" lainnya. "Tulisan Artikel ini di dedikasikan untuk sahabat kami"

Yasirati Ilyas

"yang dengan penuh semangat mengikuti Bandung Heritage Tour dan membantu saya membuat booklet CSI Festive 2010,namun almarhumah di panggil Tuhan pada 21 Maret 2010 sebelum almarhumah melihat hasil akhir dari booklet tersebut."

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline