Lihat ke Halaman Asli

Bandung Heritage Tour episode 1 - Menyusuri Braga Sampai Asia Afrika

Diperbarui: 26 Juni 2015   16:44

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Karier. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Awal Januari 2010 Bandung di awal tahun 2010 dipenuhi para wisatawan lokal maupun asing,hampir semua jalan dan sudut kota dipenuhi kendaraan bermotor dan manusia dari berbagai daerah terutama mereka yang ingin menghabiskan waktu libur panjang dan menghabiskan uang dengan berbelanja di berbagai Factory Outlet di sepanjang Jl.Ir.H.Djuanda dan Jl.L.R.E.Martadinata. Bingung mau mengisi liburan akhir tahun dan akhir semeter dengan kegiatan apa,jalan-jalan ke luar kota tiket bis dan kereta api mendadak naik berkali-kali lipat,nekat naik kereta api ekonomi sudah bisa dibayangkan apa yang akan terjadi selama perjalanan,nongkrong di mall "gak gw banget". Akhirnya tiba-tiba kepikiran untuk jalan-jalan menyusuri kawasan "Bandung Heritage" sekalian survey untuk bahan isi booklet CouchSurfing Indonesia Festival di Jakarta maret 2010,tidak pikir panjang langsung sms kawan-kawan CouchSurfers Bandung untuk jalan-jalan bareng.walhasil dapatlah tiga orang yang mau ikut jalan-jalan Bareng. Senin 5 Januari 2010, Braga dan Sumber Hidangan Sesuai yang disepakati bersama kami berempat saya,Yasirati Ilyas (Alm),Oky Dwi Oktapianty dan Sonnens Vembere Aldy kita bertemu jam 09.00 di Sumber Hidangan sekalian untuk sarapan. Jalan Braga Mungkin untuk sebagian orang sudah tidak asing lagi mendengar nama jalan yang cukup legendaris di Kota Bandung dari mulai masa pemerintahan kolonial Belanda,berawal dari sebuah jalan sempit yang pada tahun 1900-an dikenal dengan nama jalan "Pedatiweg" disebut demikian karena pada saat itu jalan Braga hanya dilalui oleh pedati yang mengangkut hasil bumi dan pertanian,dan berubah seketika dari jalan sempit dan becek menjadi jalan yang sangat prestisius ketika para pengusaha berkebangsaan Belanda mendirikan berbagai toko,bar,restoran dan tempat hiburan,salah satu yang paling terkenal adalah toko onderling Belang. [caption id="attachment_120416" align="alignnone" width="300" caption="Seniman sepanjang jalan Braga"][/caption] [caption id="attachment_120419" align="alignnone" width="225" caption="Jalan Braga"][/caption] [caption id="attachment_120896" align="alignnone" width="225" caption=""Toko Buku Djawa" salah saty bangunan tua di Braga"][/caption] Sampai sekarang kita masih bisa menikmati bangunan-bangunan peninggalan masa kejayaan jalan Braga "tempo doeloe",di tepi kiri dan kanan jalan Braga masih terdapat pertokoan yang mepertahankan arsitektur asli khas jaman kolonial,maka tak ayal lagi jalan Braga menjadi salah satu tempat Favorit untuk berburu Photo.Yang paling unik di sepanjang jalan Braga kita bisa menemukan para pelukis yang memajang dan menjual lukisannya dengan harga terjangkau. Sumber Hidangan Ingin menikmati makanan khas kolonial Belanda?berbagai macam kue dan es krim "jaman doeloe? Sumber hidangan lah tempatnya masih berada di kawasan Jl.Braga,Bandung.Bangunan yang pada jaman dulu bernama "Het Snoephuis" atau "the candy house" ini berdiri sejak tahun 1929 tempat dimana para prajurit kolonial Belanda bersantai dan menikmati berbagai macam hidangan berupa kue,roti dan es krim. [caption id="attachment_120933" align="aligncenter" width="225" caption="Bagian dalam sumber hidangan"][/caption] Suasana tempo dulu langsung terasa ketika kita memasuki ruangan yang tidak terlalu besar ini,gaya dan arsitektur bangunan asli masih di pertahankan sampai sekarang berupa lantai kuno,atap yang tinggi dan beberapa lampu unik tergantung dilangit-langit restoran,tidak hanya itu kesan kuno dalam bangunan ini terlihat jelas dari alat-alat pelengkap toko seperti alat timbang kue,etalase-etalase,radio dan mesin kasir tua yang sampai sekarang masih berfungsi. [caption id="attachment_120940" align="alignnone" width="130" caption="Alat Kasir tua yang masih berfungsi"][/caption] Salah satu keunikan yang masih dipertahankan di Sumber Hidangan adalah dalam proses pembuatan dan penyajian roti,roti yang masih "Fresh from the oven" di bungkus dengan kertas berwarna cokelat yang sudah tidak banyak digunakan lagi pada umumnya. [caption id="attachment_120951" align="alignnone" width="400" caption="Frou - Frou Choc"][/caption] [caption id="attachment_120956" align="alignleft" width="360" caption="cafe glace dan snow white"][/caption] Hampir semua nama kue,roti dan es krim disini masih ditulis dalam Bahasa Belanda yang kadang membuat kita kesulitan untuk menyebut namanya seperti Frou-Frou Choc,Mocca Truffle,Kreten Brood,Chocolade roostjes dan masih banyak lagi nama makanan yang bikin tenggorokan kita kering menyebutkannya. Kalau kita bertanya pada para pelayan mana yang paling enak dan paling banyak dibeli pasti akan dijawab "Hampir semuanya enak dan banyak dibeli" he he he. Sumber Hidangan tidak hanya menyediakan kue,roti dan es krim khas Belanda,tetapi mereka menyediakan juga berbagai macam makanan khas Indonesia seperti nasi goreng,mie goreng dan sate. Harga setiap makanan disini cukup bervariasi dan terjangkau dari mulai Rp.2000,00-Rp.15.000,00 untuk kue,roti dan es krim sedangkan untuk hidangan lainnya berkisar antara Rp.13.000,00 - Rp.35.000,00. Satu lagi hal yang penting tempat ini sulit untuk ditemukan meskipun posisinya berada tepat di samping kiri Jl.Braga karena tidak memasang papan nama yang besar.Hanya ada tulisan "Sumber Hidangan d/h Het Snoephuis 1929" tertempel pada kaca depan bangunan. Untuk kawan-kawan yang sedang berada di Bandung atau berencana akan ke Bandung jangan ragu untuk mampir ke Jalan Braga dan menikmati makanan - makanan khas "Jaman Doeloe" di Sumber Hidangan. Bersambung...

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline