Lihat ke Halaman Asli

Langit Anak Angkasa

Diperbarui: 25 Mei 2018   01:39

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Anak Langit lahir di saat matahari sinari siang (dok. pribadi)

Angkasa adalah nama saya, yang pernah dibuat takut oleh doppler. Alat pengukur detak jantung bayi di dalam rahim itu berhenti saat Nukeu, istri saya dan akan dipanggil Ambu oleh anaknya nanti, hendak melahirkan. Berantakan rasanya siang itu, 10 September 2015.

"Batrenya udah diganti apa belum ya bu? Masak enggak ada detaknya," saya tanya ke Ibu Bidan, sekalian coba menenangkan diri.

Sang bidan enggak jawab dan tak mau ambil risiko. "Ke rumah sakit saja ya mas, ini butuh alat tambahan supaya bayinya bisa keluar," begitu katanya.

Kami pun berangkat ke rumah sakit. Baru sampai, saya dihadang salah satu suster. Sebut saja suster 1, karena banyak suster yang berdialog dengan saya saat itu.

"Maaf pak, si ibunya sendirian aja karena butuh pertolongan khusus. Bapak selesaikan administrasinya saja," begitu katanya.

"Oh.. Baik,"

Bolak-balik sana-sini, selesai akhirnya.

"Mas, anaknya udah lahiran. Selamat ya," itu kata si Bulek yang ikut ke rumah sakit dan dikasih tahu soal kabar gembira itu oleh suster 2.

"Alhamdulillah,"

Khawatir yang saya rasa gara-gara doppler sialan itu sirna. Lalu bergegas ke ruang persalinan, agar bisa buat suara adzan supaya anak saya kenal. Di ruangan itu saya bertemu dengan suster 3. Persmisi saya bilang padanya, tapi dia malah judes jawabnya.

"Bapak sudah selesaikan administrasinya?"

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline