Pada tanggal 22 November UKM-Bahasa IAIN Kendari mengadakan FESBA yakni festival bahasa yang bertemakan "Cinta Bahasa dan Sastra di Era Digital" yang dimana kegiatan ini dilaksanakan dalam setahun sekali. Pada FESBA ini UKM-Bahasa mengundang beberapa sekolah dan beberapa mahasiswa dari berbagai institut dan universitas untuk ikut berkolaborasi dalam rangka meramaikan acara FESBA. Selanjutnya UKM-Bahasa IAIN Kendari mengadakan beberapa lomba diantaranya adalah lomba Public Speaking (Bahasa Inggris) dan lomba Debat untuk para mahasiswa(i), serta lomba Speeling Bee, Extreme Vocabullary, dan Memory Poetry Madness untuk tingkat SMA/SMK/MA .
Diantara Ceremonial FESBA UKM-Bahasa IAIN Kendari adalah Monolog, lalu apakah itu monolog? Monolog adalah seni peran yang dibawakan oleh satu orang di atas panggung. Monolog dapat berupa percakapan seorang diri, gerakan, atau kombinasi keduanya. Yah mungkin begitu lah definisinya. Lanjut pada monolog ini terdapat 7 orang peran dengan bahasa yang berbeda yakni Bahasa Arab, Belanda, Korea, Jepang, Inggris dan Indonesia serta bahasa daerah Tolaki, Muna, dan Makassar dengan tema "Mengaspirasikan pendapat tentang anak-anak di Palestina"
Pada monolog ini kami membutuhkan waktu sekitar 7 hari untuk berlatih melafalkan teks dengan bahasa yang berbeda, khususnya saya dalam melafalkan teks bahasa Jepang yang boleh dikata agak sulit sih. tapi dengan waktu yang sesingkat itu, Alhamdulillah kami semua mampu menghafalnya.
Disaat hari akan tampuilnya kami, saya pun merasa gugup disaat sebelum tampil karena banyaknya orang yang akan menyaksikan kami diantaranya mahasiswa(i) dari berbagai institut dan universitas dan para siswa(i) dari sekolah yang berbeda, tetapi teman-teman yang lain mensupport saya agar tidak gugup untuk tampil kata mereka "apalah hasil kita dalam melafalkan teks monolog ini dalam 7 hari jika nantinya kita gugup" lalu saya pun merasa bersemangat kembali dan menghilangkan rasa gugup yang ada dalam diriku. Tibalah saat waktu tampilnya, kami pun memasuki panggung dan mengatur posisi yang telah ditentukan oleh pelatih, selanjutnya mulailah teman-teman yang lain monolog.
Setelah mereka selesai sekarang sudah giliran saya yang tampil, walaupun dengan rasa gugup saya tetap memberikan yang terbaik untuk FESBA ini, waktu awal tampil saya sudah banyak mendapatkan banyak tepuk tangan dari para Audience hingga di akhir penampilan pun juga seperti itu, POV : "mungkin pelafalanku dalam bahasa Jepang bagus yah wkwkwkwkwk" dan setelah tampil pun saya merasa lega dan tidak menyangka jika bisa tampil baik di hari itu.
Baik mungkin itu saja pengalaman monolog yang dapat saya ceritakan sekian dan terima kasih
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H