Lihat ke Halaman Asli

Santri dan Dakwah “Cyberspace”

Diperbarui: 26 Juni 2015   08:48

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Santri tidak harus bersembunyi dalam peradan modern yang kini membuka gerbang kejagatan (globalisasi), apalagi berupaya melawannya. Islam hadir dalam peradaban yang terbeakang. Islam pun harus tampil dalam peradaban modern. Di dalam Islam semua peradaban itu sama: selama ada kebathilan, seruan dakwah berlaku untuk dijalankan kapan pun itu terjadi.

Masa Rasulullah SAW, dakwah dilakukan dengan cara melakukan ekspansi-ekspansi keberbagai daerah, bahkan melintasi antar benua dengan mengarungi samudera yang terbentang. Perintah untuk menyeru manusia kepada ajaran Allah SWT begitu terasa sulitnya dengan keterbatasan “media dakwah”, namun kegigihan Muhammad dan para pengikutnya yang tak pernah pantang menyerah membuahkan hasil yang sangat spektakuler sepanjang sejarah. Hampir di semua benua yang menghampar di daratan bumi, Islam menyebar begitu mudahnya, bahkan ideologinya mengakar di dalam hati masyarakat, sampai mampu melabrak kebudayaan-kebudayaan “bathil” yang sebelumnya mendarah-daging dalam peradaban manusia.

Di dalam “100 Tokoh Yang Paling Berpengaruh Dalam Sejarah” Michael H. Hart tidak tanggung-tanggung, seorang spritualis Kiristen itu menempatkan Muhammad SAW dalam urutan pertama dari seratus tokoh yang berpengaruh di dunia. Pro dan kontra tentu saja meramaikan argumen Hart yang sangat berani itu. Hart tidak gentar, dia tetap yakin akan keputusannya dengan mempertimbangkan beberapa alasan yang memang seharusnya seorang Muhammad menempati ranking pertama dalam bukunya.

“...Jadi, dapatlah kita saksikan, penaklukan yang dilakukan bangsa Arab di abad ke-7 terus memainkan peranan penting dalam sejarah ummat manusia hingga saat ini. Dari segi inilah saya menilai adanya kombinasi tak terbandingkan antara segi agama dan segi duniawi yang melekat pada pengaruh diri Muhammad sehingga saya menganggap Muhammad dalam arti pribadi adalah manusia yang paling berpengaruh dalam sejarah manusia.

Semua itu terjadi tentu saja karena kecakapan dan kecerdikan Nabi dalam menyeru umat manusia. Kecerdasan retorikanya mampu membangkitkan semangat spiritual dan semangat perjuangan manusia yang tengah tertidur lelap atau bahkan spirit yang sebelumnya mati. Ledakan semangat spiritual yang menyentuh palung kesadaran mampu membangkitkan naluri intelektual masyarakat Arab, sehingga menjadikan bangsa Arab tampil dalam tataran dunia membawa sebuah peradaban baru. Sebuah peradaban yang mendobrak nyaris seluruh tata kehidupan, baik secara spiritualitas, humanitas, intelektualitas, sampai dalam kehidupan sosial-kenegaraan. Semua itu tidak akan terjadi jika Muhammad SAW tidak memiliki kecakapan dalam berdakwah.

Bersambung…




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline