Lihat ke Halaman Asli

Lusia Imelda Jahaubun

Gadis desa dengan mimpi bisa mengelilingi dunia

Logika dalam Bercinta, Menyambung Serpihan yang Hancur

Diperbarui: 26 Agustus 2019   16:29

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Cinta; siapa yang tidak dibuat sendeng ketika jatuh didalamnya?  Saya juga pernah seperti itu. Menatap layar HP dengan senyuman, bernyanyi-nyanyi kadang dengan suara yang sumbang bahkan tidak makan dan mandi menjadi hal yang biasa. Otak seakan tidak bekerja dengan baik ketika rasa sudah jatuh dalam zona ini. Mungkin saya juga begitu. 

Namun pengalaman pahit yang terjadi 2x berturut-turut mampu memberikan pegangan kuat bagi saya bahwa sayalah yang memilih seberapa dalam saya akan jatuh.

Orang yang terjerat dengan cinta biasanya lebih susah mengendalikan pikiran (saya mengkaji dari sisi perempuan) logika begitu tidak penting ketika semua yang berkaitan dengan rasa masuk didalam "kubangan" cinta.

Nah, dari tulisan ini, saya mau berbagi terutama bagi teman-teman wanita beberapa langkah yang pernah saya lakukan untuk cepat move on.

1. Menangislah.

Terdengar sedikit klise memang tapi menangis sanggup memberikan efek tenang. Saya butuh waktu 1 bulan untuk menangis kerena ditinggal nikah padahal hubungan kita sudah berjalan 7 tahun. 

Apa yang salah? Tidak ada! Menangis saja selama yang kamu sanggup,. habiskan semua kesedihan dengan jatuhnya tetesan-tetesan air dari matamu. 

2. Berdamailah Dengan Dirimu Sendiri

Ini bagian terberat  bagi saya kala itu. Saya harus berjuang untuk menaklukkan rasa ego dalam diri saya dengan tidak serta merta meneror istri mantan saya serta menghujamnya dengan ribuan cacian. Saya juga harus berdamai dengan diri sendiri dengan menahan untuk tidak melukainya karena waktu itu saya berpkir saya tidak dipilihnya. Ini berat, tapi cobalah untuk me-legowo-kan semua yang terjadi. 

Anggaplah semua yang terjadi semata-mata karena itu memang ditakdirkan bukan untuk kita.

3. Datangilah Mereka.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline