Generasi Zaman Now si Generasi Z butuh perlindungan super ekstra! Itulah kenapa Cap Lang KayuPutihAroma hadir di Zaman Now memberi perlindungan dan kenyamanan ekstra untuk anak muda generasi ini yang punya mobilitas dan kreatifitas tinggi dan jadilah SuperKids atau SuperMan!
Generasi Z yang lahir di tahun 1995-2010 sangatlah berbeda dengan generasi-generasi sebelumnya. Kini anak-anak remaja generasi Z jaman sekarang ini lebih sering "menunduk", bukan berarti karena hormat tetapi terlalu asik dan lebih banyak menghabiskan waktu mereka untuk melihat dan bermain dengan gadget nya. Seakan mereka memiliki dunianya sendiri, sangat lekat dan tergantung dengan dunia maya dan kebalikannya mereka kurang bergaul di dunia nyata. Buat mereka lebih penting tenar dunia maya, punya banyak follower dan photo serta cuitannya di sukai (like) oleh banyak orang dibanding punya banyak teman secara realitasnya.
Generasi ini bisa dibilang sebagai generasi yang selalu online dengan internet setiap waktu, sudah mengenal teknologi lewat gadget semenjak mereka kecil bahkan dari balita sekalipun. Generasi ini memiliki kemampuan lebih cepat dalam mengakses informasi, walaupun usia mereka masih tergolong sangat belia. Gak heran bila mereka lebih cepat tahu dan mengerti hal-hal yang baru saja mereka pelajari. Hal-hal yang mungkin kita belum mengerti di usia yang sama saat kecil dulu.
Bisa dibilang, sulit bagi mereka membedakan mana dunia dan nyata dan mana dunia maya. Porsi hidup mereka sudah lebih banyak di dunia maya dibanding dunia nyata. Mereka lebih banyak berinteraksi dan berkomunikasi secara virtual dibanding bertemu dan berdikusi verbal secara langsung. Mereka lebih tertarik untuk menulis dibanding untuk berbicara langsung. Itulah sekilas tentang gaya dan pola hidup generasi Z.
Secara garis besar,inilah sifat mereka :
- Merupakan generasi yang serba digital, mahir dan sangat gandrung serta tergantung dengan teknologi informasi dan berbagai aplikasi berbasis komputer lainnya. Generasi ini sangat mudah dan sangat cepat dalam mendapatkan informasi, khususnya lewat internet.
- Sangat suka dan sering berkomunikasi dengan semua kalangan khususnya lewat jejaring sosial seperti facebook, twitter atau media komunikasi Whatsapp, Line, dsb. Melalui media ini mereka jadi lebih bebas berekspresi dengan apa yang dirasa dan dipikir secara spontan.
- Mereka terbiasa melakukan segala sesuatu secara multitasking, artinya biasa melakukan beberapa aktivitas sekaligus dalam suatu waktu. Misalnya membaca, berbicara, menonton, dan mendengarkan musik secara bersamaan. Hal ini karena mereka menginginkan segala sesuatu serba cepat dan bisa mendapatkan banyak hal dalam waktu yang singkat.
- Cenderung kurang dalam berkomunikasi secara verbal, cenderung egosentris dan individualis, cenderung ingin serba instan, tidak sabaran, dan kurang menghargai proses.
- Cenderung toleran dengan perbedaan budaya atau kultur dan peduli dengan lingkungan sekitarnya
Para ahli menilai, bahwa generasi Z merupakan generasi digital, dimana generasi ini lebih mengandalkan teknologi untuk berkomunikasi, bermain, dan bersosialisasi. Bahkan, buku teks bisa dibilang tidak berarti untuk Gen Z. Kebiasaan ini timbul dari pesatnya teknologi yang bisa diakses dalam satu perangkat elektronik atau dalam satu gadget saja.
Mereka sangat menyukai mengambil keputusan yang cepat, seperti, mencari informasi dan memecahkan masalah mereka dengan menggunakan internet. Walaupun generasi Z dilengkapi dengan kemajuan teknologi yang canggih nan mumpuni, namun, mereka hanya merasakan kesenangan melalui permainan digital saja. Permainan-permainan seperti kelereng, layangan, lompat tali, petak umpet, petak jongkok, dan permainan tradisional lainnya tidak dapat lagi dirasakan oleh generasi Z. Minimnya lahan bermain atau ruang terbuka hijau pun menjadi alasannya.
Tidak bisa dipungkiri juga, generasi ini terkadang bersikap egosentris dan individualis. Mereka, Gen Z, menginginkan hal yang serba instan, kurang menghargai proses, dan terkadang tidak bisa mengontrol emosi. Gen Z masih terlalu asik dengan dunia gadget dan elektroniknya, sehingga mereka kurang peduli dengan keadaan disekitar mereka, itulah yang menyebabkan kecerdasan emosional (EQ) generasi Z kurang berkembang atau tumpul, tetapi kecerdasan intelektual (IQ) mereka tinggi dan berkembang baik.
Ciri-ciri mereka yang lainnya
- Fasih Teknologi.Mereka adalah “generasi digital” yang mahir dan gandrung akan teknologi informasi dan berbagai aplikasi komputer. Mereka dapat mengakses berbagai informasi yang mereka butuhkan secara mudah dan cepat, baik untuk kepentingan pendidikan maupun kepentingan hidup kesehariannya.
- Sosial.Mereka sangat intens berkomunikasi dan berinteraksi dengan semua kalangan, khususnya dengan teman sebaya melalui berbagai situs jejaring, seperti: FaceBook, twitter, atau melalui SMS. Melalui media ini, mereka bisa mengekspresikan apa yang dirasakan dan dipikirkannya secara spontan. Mereka juga cenderung toleran dengan perbedaan kultur dan sangat peduli dengan lingkungan.
- Multitasking. Mereka terbiasa dengan berbagai aktivitas dalam satu waktu yang bersamaan. Mereka bisa membaca, berbicara, menonton, atau mendengarkan musik dalam waktu yang bersamaan. Mereka menginginkan segala sesuatunya dapat dilakukan dan berjalan serba cepat. Mereka tidak menginginkan hal-hal yang bertele-tele dan berbelit-belit.
Karakteristik tersebut memiliki dua sisi yang berlawanan, bisa positif- memberikan manfaat bagi dirinya dan atau lingkungannya- atau justru malah negatif yang dapat merugikan diri sendiri maupun lingkungannya. Kecerdasan Intelektual (IQ) anak muda generasi Z mungkin akan berkembang baik, tetapi kecerdasan emosional mereka jadi tumpul. Hal ini jelas dikarenakan kehidupan sosial mereka untuk berinteraksi secara langsung menjadi lebih sedikit.