Aku masih ingat sekali denganmu, Sinta.
Dan aku selalu terpesona saat melihatmu menari. Gerak tangan yang gemulai, pacak gulu yang luwes dan indah dengan kerling mata dan senyum menghiasi bibirmu, begitu indah di wajah cantikmu.
Ada aura magis yang mampu menarik perasaan dan fikiranku. Aku tanpa sadar berdiri di belakangmu dan mengikuti gerakan tarimu.
Musik gamelan dan paduan tarianmu membawa anganku jauh mengembara.
Ya , kau adalah Dewi Sinta dan akulah Sang Rama ataukah Rahwana?
Sama-sama mempunyai rasa cinta.
Cinta yang sangat berbeda.
Rama mencintai dengan aneka alasan, dan kecurigaan.
Rahwana mencintai Sinta tanpa reserve, bukan karena nafsu, bukan?
Kalau urusan cinta aku lebih setuju dengan Rahwana, sang angkara murka yang terpanah cinta.
Petualang cinta yang tertolak cintanya.
Ah... aku seketika sadar dalam lamunan yang menyeret anganku, saat sampur warna kuning mengibas tepat di mukaku.
" Hai, malah melamun?" suaramu renyah membawaku ke alam nyata.
Aku punya cinta yang dalam, padamu Sinta!
Dan aku memilih mencintaimu seperti Rahwana.
Gamelan magis mengalun menyisip hati bersama menguarnya aroma hasrat tubuhmu.
Aku tersenyum bahagia, menyesap semua rasa, karena cintamu ternyata penuh setia.
Salam Senja
JAGAT ALIT