Lihat ke Halaman Asli

Jagat Alit

Konten Kreator

Merepih Pagi

Diperbarui: 15 Agustus 2019   10:50

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

https://www.pinterest.com/raysullivan95

Langit malam yang berlapis-lapis menyungkup mimpi manis menjelang pagi

Sepertiga awal adalah saat terindah karena aku dan Engkau tak berjarak syahdu bercengkrama menuntaskan rindu menggebu

Duapertiga kedua saat lelehan air mata sesal tak beranak lirih ke hilir dan membawa timbunan laksaan sesal menuju muara-Mu yang Rahman Rahim berbelas kasih seakan Tangan-Mu yang Kudus menyusuti air mataku yang tak pernah habis tumpah meruah melarutkan kegelapan nurani

Sepertiga malam terakhir adalah bagian terserak dalam keterpurukan dan ketakberdayaan antara rindu dan jerat untuk menjauhi-Mu

Sementara pagi mulai bertabuhan membangunkan jiwa-jiwa mengembara tak lupa pulang

Dengan segenap kedukaan yang begitu lara memerih
Dengan sejuta ketakberdayaan yang rapuh melirih

Rabb, ijinkan aku merindui-Mu
Saat mentari lepas dari peraduan yang mengeringkan embun di pepucuk dedaunan
Saat jerit dan kelepak satwa berharmoni menyambut pagi bernas Milik-Mu
Ijinkan aku, Rabb dengan segunung tangis yang maujud tanpa suara
Yang selalu menggetar dan tanpa segan memukuli relung hati ringkih, saat Nama-Mu adalah prioritas yang ke sekian sudah
Kemudian, kesadaran timbul setelah bergulat dengan ego dan nafsu yang saling berebut mematikan yang lain

Allah ijinkan aku menyemai rindu kepada-Mu
Sebelum perjanjian terakhir terlampaui
dan aku hanya bisa menikmati sesal seluas langit dan bumi
Perhitungan telah terketuk mati dan diri ini tidak bisa kembali dan lari

Allah aku tetap hamba-Mu
Belas kasihanilah aku

Ya Rabb
Fa fu'ani
Ampuni aku

Hanya Kepada-Mu kuberserah

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline