Lihat ke Halaman Asli

jagad rawna

penjaga keluarga dari api neraka

Gaya Hidup Baru Masyarakat Perkotaan

Diperbarui: 25 Oktober 2020   22:32

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Hidup dikota besar menjadi tantangan tersendiri untuk para pecinta dunia pertanian, lahan yang terbatas menuntut kreatiftas untuk mengembangkan dunia pertanian, meski sudah banyak komunitas urban farming, namun pemanfaatan lahan terbatas masih belum optimal,hal ini masih terlihat banyak ruang - ruang sempit di ujung kampung atau perumahan yang hanya ditumbuhi rumput atau tanaman liar.
Kampanye pemanfaatan lahan sempit yang dilakukan tiap kelurahan atau kader lingkungan seringkali sebatas momentum, seperti jika ada penilaian adipura atau jika menjelang peringatan hari kemerdekaan saja.  Pemanfaatan lahan sempit hendaknya dilakukan untuk tanaman produktif, seperti sayuran, buah-buahan atau toga. Guna menjaga keberlangsungan pemanfaatan lahan terbatas tersebut, masyarakat dapat membentuk satgas lingkungan yang bertanggung jawab atas tanaman yang ditanam, hasil tanaman dan pemanfaatannya.
Satgas lingkungan tidak hanya tahu cara bercocok tanam, namun juga harus faham desain pertanian, mulai media tanam, cara perawatan, pasca panen dan estetika desain pertanian.
Desain pertanian untuk lahan sempit dapat dilakukan dengan berbagai cara menanam, seperti tabulampot, budikdamber, verticultur atau wall gardening. Untuk budidaya tabulampot, verticultur, atau wall gardening harus dipersiapkan media tanamnya, sebagaimana umumnya diketahui bahwa media tanam sangat berpengaruh pada hasil atau panen suatu tanaman. Media tanam yang bagus adalah media tanam yang kaya akan unsur hara, pH yang seimbang dan mengandung nutrisi yang tinggi. Rata-rata media tanam terdiri dari tanah, kompos dan bahan/media yang mempunyai porositas tinggi.
Persiapan media tanam ini hendak disesuaikan dengan pilihan tanaman yang akan ditanam, apakah buah-buahan, sayuran ataukah tanaman toga. Selain pilihan tanaman yang akan ditanam, penentuan hasil tanaman atau hasil panen juga perlu rencanakan. Meskipun hanya pemanfaatan lahan sempit perkotaan, rencana panen harus dibuat, hal ini akan berkaitan dengan keberlangsungan pemanfaatan lahan sempit tersebut, sehingga pemanfaatan lahan sempit bisa dirasakan manfaatnya dan tidak sebatas momentum.
Dengan merencanakan desain pertanian, maka perawatan menjadi langkah selanjutnya,  yaitu tentang irigasi, mengendalian hama, pemupukan serta pemanfaat limbah limbah yang dihasilkan, seperti daun kering atau potongan ranting. Irigasi atau penyediaan air untuk penyiraman tanaman menjadi fokus utama dari perawatan tanaman. Ketersediaan air harus benar benar dijaga, mengingat kebutuhan air diperkotaan juga sangat tinggi. Rendahnya kualitas air diperkotaan menjadi permasalahan tersendiri karena kualitas air akan berpengaruh terhadap keberlangsungan hidup tanaman, sehingga manajemen air perlu dimasukkan dalam desain pertanian pemanfaatan lahan sempit.
Pemanfaat lahan sempit perkotaan dengan menanam tanaman produktif akan memberikan nilai tambah pada kehidupan masyarakat perkotaan, selain suasana lingkungan yang asri, penanaman tanaman produktif juga dapat menambah penghasilan masyarakat. Hal ini tentunya harus didahului dengan perencanaan desain pertanian yang matang, disertai semangat kebersamaan dalam perawatan tanaman untuk keberlangsungan suatu program, Sehingga sudah selayaknya pemanfaatan lahan sempit perkotaan menjadi gaya hidup baru masyarakat perkotaan.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline