Lihat ke Halaman Asli

Jafran Azzaki

Senang Menulis

Usulan Bamsoet Kontradiktif dengan Pernyataan Jokowi

Diperbarui: 9 Desember 2022   19:20

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Presiden Joko Widodo dan Ketua MPR Bambang Soesatyo dalam satu kesempatan.(Foto: Kompas.com).

USULAN Bambang Soesatyo agar pelaksanaan Pemilu 2024 ditinjau lagi, yang diidentikan sebagai perpanjangan pemerintahan yang tengah berkuasa, kontradiktif dengan pernyataan Presiden Joko Widodo yang akan mengambil langkah serius jika tidak ada kandidat presiden yang elektabilitasnya mencapai 30%.

Pernyataan Ketua MPR Bambang Soesatyo (Bamsoet) sebagaimana yang disampaikannya di Youtube Poltracking Indonesia, Kamis kemarin, menuai banyak kecaman. Baik dari kalangan elit partai atau pengamat politik.

Bamsoet menyarankan pelaksanaan Pemilu 2024, yang mencakup Pilpres, Pileg dan Pilkada serentak, dipikirkan ulang. Bamsoet mengurai sejumlah potensi yang mesti diwaspadai, salah satunya Pemilu 2024 disebut berpotensi memanaskan suhu politik nasional.

Penyelenggaraan pemilu, kata Bamsoet, selalu berpotensi memanaskan suhu politik nasional, baik menjelang, selama, hingga pasca penyelenggaraan pemilu. Dia juga menyinggung proses pemulihan bangsa dan negara akibat pandemi Covid-19, dikaitkan dengan antisipasi dan adaptasi terhadap ancaman global seperti ekonomi, bencana alam, dan seterusnya.

Untuk itu, Bamsoet meminta dipertimbangkannya kembali momentumnya, apalah Pemilu 2024 tepat dilaksanakan di tengah upaya recovery bersama terhadap situasi yang dihadapi.  

Beberapa hari sebelumnya, ramai tanggapan terkait pernyataan Jokowi yang diindikasikan akan mengambil langkah serius jika tidak ada kandidat  capres yang tingkat elektabilitasnya mencapai 30%.

Memang bukan Jokowi langsung yang menyampaikannya, tetapi tertuang pada akun Instagram pribadi Faisol Riza, Ketua Komisi VI DPR RI yang juga Ketua DPP PKB. Percayalah, kata Faisol Riza, Jokowi akan mengambil langkah serius.

Kekhawatiran Faisol Riza mendapat banyak tanggapan, terutama dari sesama rekannnya di parlemen. Banyak yang mengasumsikan jika pernyataan Jokowi tersebut bermuara dari kegelisahannya pada pencapaian hasil jajak pendapat dari para kandidat capres sekarang ini. Jokowi mematok penilaiannya pada angka elektabilitas 30%.

Tidak sedikit juga yang memperpekirakan langkah serius yang akan diambil Jokowi dengan kemungkinan dilakukannya penangguhan Pemilu. Kendati demikian, lebih banyak yang berpendapat jika Jokowi justru akan mengendorse sosok yang bisa lebih memperoleh elektabilitas 30% dan stabil berada di posisi teratas.

Dengan demikian, subtansi pernyataan Jokowi, seandainya memang benar seperti yang dituangkan dalam akun Instagram Faisol Riza, bertentangan dengan esensi dari pernyataan Bamsoet yang tegas-tegas meminta pelaksanaan Pemilu 2024 ditinjau lagi.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline