Dalam keheningan Dusun Jetis, terjalin sebuah kisah luar biasa tentang semangat perayaan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia. Kisah ini dimulai dari keinginan ibu-ibu yang menginginkan perayaan 17 Agustus setelah tiga tahun tanpa meriahkan momen bersejarah ini. Mari kita lihat bagaimana momen-momen ini terwujud dengan penuh semangat:
- Momen Awal: Keinginan Ibu-Ibu yang Meriahkan Kemerdekaan
Cerita ini dimulai dengan sebuah rapat dadakan yang diinisiasi oleh perkumpulan ibu-ibu. Mereka merindukan momen perayaan 17 Agustus yang sudah tiga tahun tidak terlaksana. Dimulai dari keinginan yang sederhana itu, tetapi sangat kuat, ibu-ibu dari Dusun Jetis yang merindukan semangat 17 Agustus. Sebagai bagian dari program Kuliah Kerja Nyata, mahasiswa PMM-UMM yang berasal dari PMM Kelompok 193 gelombang 7 yang dibimbing oleh Ika Rizki Anggraeni, S.Kep., Ns.M.Kep. sebagai Dpl PMM, dengan 5 anggota yaitu Akbar Zainullah, M. Nashiruddin, Amru Fajar, Adli Abdillah H dan Jafar sekaligus koordinator bergabung untuk memberikan kontribusi positif kepada masyarakat di daerah tersebut.
Mereka berbagi keinginan mereka dengan salah satu tokoh masyarakat yang kemudian membawanya ke rapat. Setelah rapat selesai dan kesepakatan tercapai, semua orang segera bergerak. Mereka menjalankan tugas-tugas mereka dengan tekad untuk menjadikan perayaan ini luar biasa.
- Kerja Sama yang Mengagumkan: Bersatu Tanpa Instruksi
Dokpri
- Ibu-Ibu, Dapur, dan Kekompakan:
Dokpri
- Cuplikan Momen yang Mengesankan:
Momen berharga selama persiapan hingga puncak acara diabadikan dalam sebuah cuplikan video yang dibuat oleh mahasiswa PMM. Cuplikan ini menjadi momen puncak dalam acara, mengingatkan semua orang tentang perjalanan panjang mereka menuju 17 Agustus yang meriah.
Cuplikan video menjadi medium untuk mengabadikan momen-momen berharga selama persiapan hingga acara puncak. Ini mencakup momen serius dalam rapat warga yang tetap hangat dengan sentuhan candaan, lomba 17 Agustus yang penuh tawa, khususnya di antara ibu-ibu, dan saat-saat ibu-ibu berkumpul untuk masak bersama yang penuh keceriaan.
- Semangat yang Menggetarkan:
Ternyata, ada tantangan yang harus diatasi, terutama dalam hal sumber daya manusia, khususnya dari kalangan anak muda. Namun, semangat, kerja keras, kerjasama, dan senyum yang ceria telah membantu mengatasi semua hambatan ini. Semua upaya ini dipenuhi oleh semangat untuk menghadirkan perayaan yang meriah setelah tiga tahun vakum. Kerja keras dan kolaborasi antara warga Dusun Jetis, dibantu oleh mahasiswa PMM Universitas Muhammadiyah Malang https://www.umm.ac.id/ , membuktikan bahwa semangat perjuangan kemerdekaan masih hidup dan menyala.
Kegiatan Pengabdian Masyarakat oleh Mahasiswa (PMM) ini adalah untuk mengaplikasikan Hilirisasi hasil Penelitian Universitas Muhammadiyah Malang (UMM). Kisah ini adalah pengingat indah tentang semangat perjuangan kemerdekaan yang tak kenal lelah. Dalam kerja sama dan persatuan mereka, mahasiswa PMMdan warga Dusun Jetis telah menciptakan perayaan yang meriah dan berkesan. Melalui momen ini, mereka merayakan kemerdekaan dan menunjukkan kepada kita semua pentingnya bersatu dalam perayaan kemerdekaan.