Lihat ke Halaman Asli

Jafar Hafsah

afarhafsah1949@gmail.com

Bhinneka Tunggal Ika sebagai Filosofi Indonesia

Diperbarui: 22 Agustus 2021   19:43

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokpri

BHINEKA TUNGGAL IKA SEBAGAI FILOSOFI INDONESIA

Oleh: Mohammad Jafar Hafsah

Indonesia dikenal sebagai negara kepulauan terbesar dengan lebih dari 17.500 pulau. Ia juga dikenal sebagai negara maritim, karena 2/3 wilayahnya terdiri dari lautan. Indonesia dengan populasi 250 juta adalah salah satu negara dengan budaya dan bahasa paling beragam yang terdiri dari sekitar 500 kelompok etnis dan menggunakan 730 bahasa daerah. Ada 6 agama dan kredensial resmi di Indonesia.

Dalam perjalanan sejarahnya, Indonesia berada di garis Khatulistiwa dan berada di antara dua benua, benua Asia dan benua Australia dan diapit oleh dua samudera yaitu Samudra Pasifik dan Samudra Hindia, sehingga Indonesia merupakan lalu lintas perdagangan internasional. 

Banyak bangsa di dunia datang seperti Cina, Arab, India, Eropa, Asia Tenggara dan Amerika, menambah keragaman budaya yang telah dicampur dengan budaya yang ada, mereka dapat hidup berdampingan dan damai. Hal ini disebabkan oleh ideologi Pancasila (Lima Prinsip) dan Bhinneka Tunggal Ika (Unity in Diversity) sebagai dasar yang berharga untuk interculture di lingkungan budaya, perdamaian dan harmoni di Indonesia

Pancasila digali dari kehidupan dan budaya Indonesia sendiri, yang kemudian Pancasila menjadi dasar Negara, ideologi Negara, pandangan hidup Negara dan Etika Bangsa. Dengan Pancasila, ini dapat merangkul dan menyatukan orang-orang dari beragam etnis, agama, kepercayaan, dan etnis. Pancasila adalah orang yang merangkul dan peduli kepada orang-orang untuk hidup damai dengan moto Bhineka Tunggal Ika.

Pancasila, kadang-kadang diterjemahkan sebagai 'lima pilar'. Dianggap tidak terpisahkan dan saling terkait, lima prinsip ini dapat secara kasar diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris sebagai

  • Ketuhanan Yang Maha Esa
  • Kemanusiaan yang adil dan beradab
  • Persatuan Indonesia
  • Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat keterlibatan dalam permusyawaratan perwakilan
  • Keadilan sosial untuk seluruh Rakyat Indonesia

Dalam prinsip pertama sebagai Keyakinan pada Satu Tuhan Yang Maha Esa "Ketuhanan Yang Maha Esa", di sini Indonesia mengakui setiap agama yang ada di Indonesia dan setiap penghuninya untuk memeluk agama dan kepercayaan masing-masing. Indonesia menganut bahwa setiap agama di negara ini harus dilindungi, baik pengikutnya, ritual dan tempat ibadahnya, sehingga meskipun agama Indonesia beragam tetapi pengikutnya merasa aman, karena ada jaminan dari pemerintah untuk menciptakan perdamaian.

Dalam "Kemanusiaan yang Adil dan Beradab" berarti bahwa setiap manusia adalah sama, dan harus diperlakukan sama. Sehingga, meskipun setiap warga negara menganut agama dan kepercayaan yang berbeda, pemerintah tidak memperlakukan semua warga negara Indonesia secara berbeda sama sekali.

Dengan hanya mempraktikkan dua prinsip di atas, Indonesia sekarang dapat dikatakan telah mampu menerapkan perdamaian di negara ini, meskipun cara Indonesia menangani keragaman budaya dan agama di Indonesia sangat bervariasi. Juga, sebagaimana ditunjukkan oleh sejarah dunia, perdamaian harus dijaga dengan baik dan dijaga. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline