Lihat ke Halaman Asli

Jafar G Bua

TERVERIFIKASI

Golden Gate, Gerhana Matahari Total dan Kisah Palumara, Sup Ikan yang Tak akan Membuatmu Marah

Diperbarui: 17 Juni 2015   19:11

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

14146259461104647088

Nusantara kita kaya beragam makanan khas. Rasanya tentu saja mampu menggoyang lidah. Saya akan memperkenalkan pada Anda sejumlah makanan khas dari Sulawesi Tengah. Di mulai dari sup ikan khas bernama Palumara. Tapi jangan risau soal namanya, karena ini tentu saja tak akan membuat Anda marah. Sebelumnya, tentu saja kita mesti berjalan-jalan menikmati indahnya Kota Palu, kota dengan dengan teluk nan indah dan sungai yang membelah kota.

[caption id="attachment_350742" align="aligncenter" width="545" caption="PEMANCING DAN JEMBATAN TELUK PALU. Warga di bantaran Sungai Palu kerap memancing di aliran Sungai Palu. Tampak seorang pemancing berlatarbelakang Jembatan Teluk Palu yang kini menjadi landmark Kota Palu, Sulawesi Tengah. (Foto: Jafar G Bua)"][/caption]

PERJALANAN menikmati Kota Palu bisa kita mulai dari Jembatan Teluk Palu. Rancang bangun jembatan ini persis Golden Gate di San Fransisco, Amerika Serikat karena menggunakan jari-jari baja untuk memperkuat strukturnya. Walikota Palu kini H. Rusdi Mastura memang meminta agar rancang bangun jembatan itu dibuat mirip Golden Gate. Hanya saja badan jembatannya dibuat melengkung.

Dari jembatan Teluk Palu kita bisa menyaksikan hamparan biru laut Teluk Palu, lengkap dengan tenda-tenda penjaja makanan sepanjang pantainya. Karena para penjaja makanan baru aktif di sore hari, waktu terbaik untuk menikmati Teluk Palu memang lebih tepat di saat itu. Saat itu kita juga bisa menikmati matahari tenggelam di balik barisan pegunungan Gawalise.

Dari atas jembatan itu pula kita bisa menyaksikan Sungai Palu yang airnya masih relatif jernih. Asal tahu saja, Walikota Palu, menyebut kota ini sebagai kota empat dimensi.

“Coba kalian lihat sendiri, Kota Palu ini adalah lembah, lalu ada Teluk yang menjorok sampai ke tengah Kota. Di timur dan barat berpagar bukit dan gunung. Lalu di tengah kota ada sungai yang mengalir membelah kota. Kota ini Indah,” kata Kak Cudy—begitu Walikota ini akrab disapa warganya.

Ada empat titik di Teluk Palu yang menjadi tujuan wisata warga, juga tempat berburu kuliner khas. Yang pertama di Pantai Talise. Di situ sejumlah penjaja penganan khas membangun lapaknya. Di sana ada pisang goreng dengan sambal pedas, pisang gepe, jagung bakar oles pedas juga saraba, minuman khas Sulawesi yang rasanya seperti wedang jahe. Lalu titik kedua di Taman Ria. Di situ ada Palu Grand Mal, pusat perbelanjaan terbesar di Kota Palu, sejumlah restoran makanan laut, lalu Pantai Taman Ria. Bila ingin berenang Pantai Kampung Nelayan bisa menjadi pilihan. Di situ ada banana boat, juga ada beberapa spot snorkeling dan diving yang aduhai. Penjaja penganan tradisional pun banyak. Lalu yang terbaru adalah Anjungan Teluk Palu yang menjadi pusat perayaan Hari Nusantara 2014 lalu. Letaknya tepat di ujung timur jembatan Teluk Palu tadi. Arealnya membentang sepanjang lebih dari 500 meter. Itu adalah salah satu pusat rekreasi kota dan ruang terbuka hijau paling luas di Kota Palu. Ada banyak komunitas anak muda kreatif berkumpul di sini. Mulai dari kelompok parkour, skateboard , sepeda gunung sampai komunitas pecinta reptil.

[caption id="attachment_350744" align="aligncenter" width="511" caption="TELUK PALU. Inilah panorama pantai Teluk Palu yang menawan hati itu."]

1414626295673994345

[/caption]

Nah, jangan lupa pula pada April 2016 nanti, Kota Palu akan diramaikan oleh sejumlah pelancong juga penggila astronomi lantaran kota ini akan menjadi salah satu titik terbaik menikmati gerhana matahari total. Diketahui Lembaga Antariksa Nasional menyebutkan gerhana matahari total yang diperkirakan terjadi pada 9 April 2016, pukul 13.58:19 durasi waktu mencapai4 menit dan 9 detik. Tempat terbaik untuk menyaksikan gerhana itu, ya dari Anjungan Teluk Palu atau bisa juga dari atas Jembatan.

Jadi, dari satu titik di Jembatan Teluk Palu, kita bisa menentukan ke mana arah langkah kita. Akhir pekan adalah waktu yang paling ramai. Bila sudah lelah menyusuri Teluk Palu, jangan kuatir. Kita bisa menyicipi beragam kuliner khas di kota ini. Ada Palumara, Kaledo, Utadada, Uwempoi dan lain-lainnya. Harganya perporsi berkisar Rp15 ribu – Rp60 ribu.Ada pula burasa, itu beras yang dibungkus daun pisang lalu dikukus. Bentuknya dibuat persegi panjang, sekira 5 centimeter x 2 centimeter. Tergantung apa bahannya, ikan laut atau daging. Di Palu daging sapi lebih mahal daripada ikan laut.

Tapi kali ini, supaya tidak penasaran, saya akan berbagi resep dan cara membuat Palumara, salah satu kuliner khas itu.

Palumara Ikan Bandeng

Ikan di pasar lagi murah-murahnya. Ikan tongkol (Euthynnus affinis)sedang bisa dibeli dengan harga Rp7000 per ekor. Sebanyak 10 ekor Ikan katombo (Rastrelliger sp) bisa didapat dengan harga Rp20 ribu. Ikan bandeng (Chanos chanos) sedang hanya Rp5000.

Wah, ini saatnya memulai kegemaran saya. Memasak. Soal urusan ini buat saya menjadi semacam relaksasi. Saya seperti menikmati piknik ketika memasak. Kali ini saya akan memasak Palumara, sup ikandengan tambahan kunyit. Saya memilih menggunakan ikan bandeng. Palumara ini seperti menjadi makanan wajib masyarakat Sulawesi Tengah. Sebenarnya masyarakat Sulawesi Selatan juga mengenal sup ikan berkuah kuning ini namun bumbunya sedikit berbeda.

Untuk itu, saya mesti menyiapkan sejumlah bumbu dan rampa daun. Rampa daun adalah bahasa yang digunakan masyarakat Sulawesi Tengah sehari-hari untuk kemangi (Ocimum ×citriodorum), sereh (Cymbopogon citrates), daun jeruk (Citrus Hystrix), daun mint (Mentha sp) dan pandan wangi (Pandanus amaryllifolius) yang diikat jadi satu lalu dijual seharga Rp2 ribu per ikat.

Untuk lebih mudahnya saya membuat daftar bumbu sebagai berikut

[caption id="attachment_350745" align="aligncenter" width="526" caption="PALUMARA IKAN BANDENG. Tertarik untuk menyicip enaknya kuliner tradisional ini? Ayo praktikan resepnya di rumah."]

14146264601189165423

[/caption]

Bahan Utama:

Ikan bandeng sebanyak 3 ekor

Bumbu dasar:

-Cabe rawit(Capsicum frutescens) sebanyak 15 buah yang ditumbuk tidak terlalu halus

-Tomat (Solanum lycopersicum) sebanyak32 buah diiris tipis

-Bawang Merah (Allium cepa) sebanyak 3 siung diiris tipis

-Bawang Putih (Allium sativum) sebanyak 3 siung diiris tipis

-Kunyit halus ½ sendok makan atau kunyit segar 1 ruas ditumbuk halus.

Tambahan:

-Rampa daun sebanyak 1 ikat (serehnya dimemarkan) dan sisihkan kemanginya.

-Jeruk Nipis (Citrus aurantifolia) 2 buah (1 buat menghilangkan amis ikan dan 1 untuk diperas dalam kuah ikan)

-Minyak goreng sebanyak 1 sendok makan

-Garam sebanyak ½ sendok makan atau secukupnya

-Gula/penyedap rasa ½ sendok makan atau sesuai selere

Prosesnya memasak palumara tentu saja mudah. Setelah ikan bandeng dicuci bersih dan dipotong menjadi tiga bagian lalu dicuci dengan sedikit garam dan perasan jeruk nipis untuk menghilangkan amis. Setelah itu, siapkan wajan dan panaskan minyak gorengnya. Api kompornya sedang-sedang saja.

Kali pertama masukkan bawang merah yangsudah diiris tipis tadi ke dalam minyak goreng yang sudah panas, matangkan sedikit lalu masukkan bawang putih lalu cabe rawit yang sudah ditumbuk tadi. Lalu diaduk agar merata. Setelah bumbu-bumbu dasar tadi tercampur masukkan rampa daun tanpa kemangi. Tumis sampai mengeluar aroma wanginya. Bila sudah wangi masukkan ikan bandeng yang sudah dipotong-potong menjadi tiga bagian per ekornya tadi. Masukkan kunyit. Aduk-aduk. Lalu diamkan sejenak sampai bumbu meresap.

Bila sudah yakin bumbunya sudah meresap ke dalam daging ikan bandengnya, tambahkan sekira 600 mililiter air. Masukkan tomat yang sudah diiris tipis-tipis tadi. Biarkan sampai mendidih sampai daging ikannya matang. Bila sudah matang, masukkan daun kemangi yang sudah disisihkan tadi. Dan jangan lupa tambahkan sedikit perasan jeruk nipis agar rasanya segar. Jadilah Palumara ala Jafar G Bua.

Sekarang, palumara siap dihidangkan. Jangan lupa memasak nasi putihnya terlebih dahulu ya, sebab jangan sampai ikan sudah matang, ternyata nasi putihnya belum ditanak. :D Akhirnya selamat menyicipi palumara yang tentunya tidak akan mungkin membuat Anda semua marah.

Aksesibiltas dan Akomodasi

Untuk ke Palu banyak transportasi udara dari Bandara Soekarno-Hatta yang bisa ditumpangi. Semua maskapai penerbangan tentu memiliki rute Palu. Ada yang langsung tanpa transit di Makassar seperti Lion Air dan Sriwijaya. Ada pula Garuda yang transit dulu di Makassar. Lama tempuh dari Jakarta sekira 3-4 jam. Di Palu untuk menuju ke tempat tujuan kita menginap bisa menumpang angkutan bandara. Tinggal pilih mobil Toyota Avanza atau Daihatsu Xenia. Tarifnya hanya Rp50 ribu.

Untuk akomodasi, tidak perlu bingung sejumlah hotel berbintang sudah ada di Palu. Ada Hotel Santika yang terletak di tengah Kota Palu bersebelahan dengan Siranindi I, rumah jabatan Gubernur Sulawesi Tengah di Jalan Moh. Hatta Palu Timur. Lalu ada Hotel Swissbell dan Mercure di tepi Teluk Palu. Ada pula hotel berjaringan regional seperti Hotel Palu Golden Hotel yang sekelompok usaha dengan Hotel Makassar Golden. Bila mau lebih hemat, banyak homestay yang bisa dipilih dengan harga Rp150 ribu – Rp250 ribu semalam semisal Homestay Garuda di Jalan Garuda atau Homestay Leony di Jalan Zebra.

Jadi bila suatu saat ada waktu berlibur. Datanglah ke Palu. Menikmati pesona Kota Palu dan menyicipi kuliner khasnya. ***

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline