Calon Hakim Pengadilan Negeri (PN) yang saat ini masih ditempatkan di Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara (PTUN), Dr Dharma Setiawan Negara, MH, Hadir sebagai pemateri Simposium Fakultas Hukum (FH) Universitas Islam Lamongan (Unisla) 2023 di Auditorium Gedung D. Minggu, (24/9/2023).
Dalam pemaparannya, Dharma menjelaskan, kunci sukses orang Hukum adalah harus banyak membaca. "Siapa yang paling banyak membaca dialah yang paling unggul. Siapa yang kurang membaca, pasti dia tidak akan unggul dari yang lain," katanya.
Selain itu, menurut Dr Dharma, orang hukum juga harus berani. Hal ini bisa dilihat dari lambang hukum yang berwarna merah.
"Dia tidak takut salah. Karena dia membela orang yang membutuhkan, para pencari keadilan," ucapnya
Selanjutnya Dharma menyebut orang hukum harus pintar. "Tapi lebih penting lagi harus beradab. Al-adabu Fauqol Ilmi. Adab di atas ilmu. Sepintar apapun kita, kita harus memiliki adab," ujarnya.
Karena adab, sambung Dharma, adalah hukum yang pertama diturunkan. "Nabi Muhammad SAW diturunkan untuk menyempurnakan adab, menyempurnakan Akhlak," tuturnya.
Orang pintar, lanjut Dharma, masih belum lengkap kalau belum memiliki adab. "Banyak pelajaran dalam islam yang memerintahkan kita untuk mendahulukan adab dari pada ilmu," katanya.
Di simposium ini, Dharma juga membagikan tips dan trik agar proses menempuh perkuliahan dan karir menjadi lancar.
"Kita harus punya tujuan, kita harus punya pandangan, harus punya visi ke depan, mau jadi apa kita. Dan Kita harus unggul dari pada yang lain. Lulusan S1 sudah banyak sekali. Lulusan S2 sudah lumayan banyak. Nah lulusan S3 masih jarang. Makanya kita harus punya keinginan untuk lulus S3. Tidak ada ruginya. Kita akan selalu dihargai. Baik dari segi keilmuan, maupun kepangkatan ketika menjadi PNS," ucapnya.
Tips dan trik selanjutnya, kata Dharma, adalah seseorang harus menanamkan dibenaknya untuk selalu belajar dan belajar. "Mumpung masih muda. Masa muda adalah waktu yang paling efektif untuk belajar," ujarnya.
Berikutnya, Dharma meminta mahasiswa untuk selalu menghargai para dosen. "Boleh kita berani, boleh kita menyampaikan pendapat, tapi tetap harus punya adab. Kita hargai pendapat mereka. Kalau kita punya pendapat yang beda, itu hal yang wajar. Karena tidak ada kebenaran yang absolut," tuturnya
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H