Kebijakan lima hari kerja sekarang bukan hanya milik pegawai kantoran sekolah pun secara perlahan di setiap daerah mulai memberlakukannya bahkan sekarang sudah sampai pada tingkat sekolah dasar.
Hal ini berdampak pada kegiatan sekolah terutama keberlangsungan ekstrakurikuler dimana sangat memungkinkan kegiatan tersebut akan dilakukan sampai sore.
Salah satunya adalah ekstrakurikuler pramuka. Pramuka sampai saat ini masih menjadi ekstrakurikuler wajib di sekolah. Selain pergeseran jam kegiatan ekstra, pramuka juga mengalami pergeseran "nama" kegiatan. Misalnya pada perkemahan yang diadakan di sekolah.
Dulu, kita mengenal Persami atau Perkemahan Sabtu Minggu karena kegiatan dilakukan mulai dari Sabtu siang hingga Minggu siang. Sekarang, sekolah beradaptasi dengan kebijakan lima hari kerja Persami berganti menjadi Perjusa atau Perkemahan Jum'at Sabtu dengan esensi kegiatan yang sama.
Agar kegiatan tersebut menyenangkan bagi siswa dan juga efektif dalam penyampaian materi, berikut beberapa hal yang mesti dilakukan.
Hindari syarat membawa perlengkapan berlebihan bagi siswa
Harapannya, tidak ada perpeloncoan dalam pramuka oleh karenanya bijak bagi panitia untuk tidak memberikan persyaratan bawaan siswa dari rumah. Tentu akan memberikan dampak "ngedap" bagi siswa jika untuk mengikuti kegiatan harus membawa berbagai peralatan dari rumah.
Karena alaminya, tidak semua siswa menyukai pramuka. Kita memang kadang menutup mata ketika pramuka menjadi ekskul wajib maka semua harus ikut meskipun terpaksa termasuk perintah membawa barang bawaan meskipun untuk keperluan siswa juga.
Kita harus menjadikan pramuka adalah kegiatan yang menyenangkan dengan tidak kehilangan esensi materi di dalamnya. Pembina yang galak, militerisme dan apalagi perpeloncoan dalam bentuk apapun sudah harus dihilangkan. Sudah bukan jamannya. Jika sekolah memang bisa merancang kagiatan dengan efektif dan efisien baik bagi siswa dan sekolah kenapa tidak dilakukan?
Persiapan perlengkapan perkemahan