Lihat ke Halaman Asli

Jempol Sahabat Mbah Kakung (Romantika Buruh #1)

Diperbarui: 17 Juni 2015   20:31

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ngomong-ngomong soal malapraktik, Mbah Kakung jadi inget kasus sahabatnya waktu jadi buruh pabrik kaleng di salah satu kawasan industri di Banten kira-kira puluhan tahun lalu. Ki Mantovani sahabat satu kostnya pernah kehilangan sepertiga jempol tangan sebelah kanannya, kalok bahasa sekarang mungkin namanya malapraktik/malpraktik. Ceritanya sewaktu dia sedang shif malam di sebuah pabrik kaleng tempat kami bekerja, tak sengaja tangannya masuk kedalam sebuah mesin brushing ketika sedang maintenance sehingga ujung jempolnya kejepit mesin. Untunglah Mantovani cepat tanggap sehingga tangan kirinya reflek mematikan mesin sehingga tangan kanannya terselamatkan dari jepitan mesin bruhing. Tak ayal Mantovani meringis kesakitan sambil selonjor disamping mesin. Darah meleleh dari jempol kanannya sehingga mengundang perhatian karyawan lain. Seketika seluruh karyawan shif dua berhenti bekerja dan lari berhamburan menuju TKP.

Disana nampak Mantovani muda sedang mengerang kesakitan sambil memegangi tangannya yang berlumuran darah... "wahhhh, remuk ki..." teriak Slamet karyawan senior di sebelah Mbah Kakung sambil memalingkan muka tak tega. Segera Asygari sopir andalan pabrik ambil kemudi buat nganter si Mantovani ke Klinik terdekat yang tentunya melayani Jamsostek agar segala beaya pengobatan nanti bisa di klaim dan gratissss, catet! Singkat cerita pasca kejadian itu kepercayaan diri Mantovani turun drastis karena ujung jempol kanannya tak utuh lagi.

Tiga hari berlalu gosip berkembang, Mantovani adalah korban malapraktik. Waduh!!! Menurut pengakuannya, ketika sedang dalam pengobatan di klinik, Mantovani yang dalam keadaan sadar tidak pernah dimintai izin ketika ujung jempolnya diamputasi. Pokoknya tahu-tahu jempolnya sudah di bungkus perban dan rasa nyeri tak tertahankan diujung jempolnya. Dan celakanya, ketika proses pengobatan tidak ada yang menemani Mantovani, bahkan sopir yang tadi nganterin juga kagak keliatan batang idungnya, ... "ngeri kitane ndeleng getih..." kata Asygari dengan logat Jawa Serangnya yg khas ketika dikonfirmasi teman-temannya sepulang dari klinik. "Ah, kamu emang penakut Ri, jangankan liat darah manusia, lha wong liat ayam disembelih aja kamu pingsan. Ngakunya sih jawara Banten laka tandinge......“ sindir Gus Juli yang alumni Gontor.

Singkat cerita berubahlah Mantovani yang tadinya supel, sumeh dan percaya diri menjadi pemuda yang murung dan suka uring-uringan.,Mbah Kakung dan para sahabat se kos-kostan sudah melakukan segala cara guna membangkitkan kepercayaan diri Mantovani yang nyaris luluh akibat jempolnya tak utuh. Lha gimana nanti kalau kenalan sama cewek apalagi pakai salaman.... kata Mantovani agak  slendro. Pak Wal sang penyair berdarah tak henti-hentinya "mbombong" hati si Mantovani. Uwis lah mas, gak papa jempol tanganmu rusak, yang penting jempol yang lain masih mak nyuss ...' begitu kira-kira gojegan sang penyair jebolan Undip ini.

Menurut sumber yang enggan disebutkan berapa jumlah batu akiknya, kasus yang menimpa Mantovani ini adalah bagian dari "malapraktik“ kata Suhu Edi. "Waduh, makanan apa itu Pak. Lha jangankan mikir malapraktik, lha wong kita tahunya baru seputar bagaimana cara nglunasi bon di warteg sebelah pabrik atawa bagaimana kita-kita yang buruh kontrak ini berubah peruntungan nasibnya menjadi karyawan tetap...“ kata Gus Jaro. Ah, andai saja waktu bisa di putar. Dan Mbah Kakungpun sudah mulai pintar. Barangkali akan Simbah kompori Mantovani sehingga ia akan ngotot menuntut ganti rugi jempolnya yang di amputasi. Atau barangkali Mantovani akan mencabut tuntutannya andaisaja Mbak Dokter cantik yang mengamputasi jempolnya mau di persunting menjadi istrinya. Setidaknya kita-kita ini bisa ikut bahagia karena bisa nebeng Toyota Land Cruiser punya Mbak Dokter kala berangkat kerja, ya to ki...

Dongeng surub-surub pinggiran NAD,  27 November 2013

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline