Awalnya, saya membaca lewat Twitter. Ada cuitan seseorang yang dibalas somasi oleh salah satu perusahaan yang memproduksi minuman manis berupa teh.
Saya memang tidak perlu menyebutkan nama orang tersebut, nama perusahaan tersebut, sampai dengan HP yang dipakainya. Saya ingin mencermati dari kata kuncinya, yaitu: minuman manis.
Minuman yang mempunyai rasa seperti itu karena mengandung gula. Paling sering kita pakai sih gula pasir. Jangan dipisahkan keduanya ya, karena nanti jadinya gula dan pasir.
Manis Karena Cinta
Dari sumber yang saya baca, yaitu: alodokter.com, minuman manis itu diberikan pemanis selain gula cair, ada brown sugar, sirup, madu, konsentrat buah, dan pemanis buatan. Contoh minuman manis selain teh adalah soda, jus buah, minuman kemasan, dan minuman boba.
Nah, kalau bicara minuman manis, apalagi yang katanya minuman kekinian itu, saya teringat dengan ibu saya yang pernah datang ke rumah.
Beliau tinggal di Jogja, sementara saya di Kabupaten Bombana, Sulawesi Tenggara. Sungguh sangat jauh perjalanan, melewati udara dan darat.
Beliau datang sesuai kebiasaannya untuk menemani istri saya melahirkan. Semua anak saya yang lahir berhasil ditemani beliau. Anak saya tiga dan istri satu. Maaf, jangan salah tulis atau terbalik jumlahnya ya!
Ibu saya mengatakan, lebih baik bikin minuman teh sendiri daripada beli di minimarket. Waktu itu kalau tidak salah, beliau menyebutkan nama minimarket yang memang ada banyak di tempat saya.
Kalau di minimarket, gulanya sangat banyak dan tinggi. Akan lebih bagus membuat teh dan diseduh dengan gula pasir sendiri. Maksimal dua sendok sudah cukup.
Terbukti, teh dari beliau memang luar biasa nikmat. Apalagi saat saya pulang dari kantor, beliau menghidangkannya.