Lihat ke Halaman Asli

YAKOB ARFIN

TERVERIFIKASI

GOD LOVES TO USE WHO ARE WILLING, NOT NECESSARILY THE CAPABLE

Sail Karimata: Tarian Harapan untuk Hutan yang (Telanjur) Tandus

Diperbarui: 16 September 2016   14:48

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sebanyak 450 siswa Kayong Utara berlatih tari kolosal untuk ramaikan Sail Karimata 2016, yang puncaknya berlangsung pada 15 Oktober mendatang. Salah satu segmen tontonan ini ingin menyampaikan pesan tentang hutan Kalimantan yang kian gundul (FOTO: Yakob Arfin)

Meski tinggal jauh dari ingar bingar ibukota, antusias anak-anak muda Kabupaten Kayong Utara layak diapresiasi. Dikepung barisan bukit Mendaling, atmosfer penuh semangat menjalari siapapun yang menyaksikan.

Rabu sore lalu (7/9), senja siap berpamit pulang. Semburat mega menyusup hangat di antara bukit Mendaling yang basah oleh gerimis. Hujan yang akhirnya turun sore itu, tak halangi  450 siswa-siswi sekolah menengah yang didaulat untuk menyemarakkan gelaran bahari Sail Karimata 2016 di Provinsi Kalimantan Barat, yang siap tampilkan tari kolosal Oktober mendatang.

Terus terang saya tak menyangka, gerakan lincah layaknya penari profesional, terpancar penuh antusias dari ekspresi anak-anak muda yang tinggal di kota tertua di Kalimantan Barat ini. 

Maklum, sebagai salah satu produk jawasentris, saya telanjur ditelan pandangan terhadap kapasitas anak-anak muda di Kalimantan. Mohon dimaafkan. Namun, melalui perjalanan kali ini, saya justru banyak belajar  dari mereka, terutama spirit keberagaman dan nasionalisme.

Empat ratus lima puluh siswa-siswi sekolah menengah ini berpadu jadi satu di tengah keragaman etnis, -baik melayu, dayak, jawa hingga tionghoa,- untuk menampilkan karya terbaik di ajang nasional yang dikomando oleh Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman.

Anak-anak muda Kayong Utara berlatih di pelataran Dinas Pendidikan, Rabu (7/9). Meski berada di perbatasan peraian selat Karimata, kabupaten baru ini dikelilingi oleh bukit Mendaling dengan tanaman yang masih rapat.

Sejak pukul tiga sore, siswa-siswi Kayong Utara berkumpul di lapangan Dinas pendidikan, siap berlatih tari kolosal untuk kegiatan puncak, Sail Karimata 2016. Di kecamatan Sukadana, sekolah yang turut berpartisipasi di antaranya SMPN  I, SMAN I, SMKN I serta sejumlah sekolah lain dari Simpang Hilir.

"Saya senang sekali kak, kesempatan satu kali seumur hidup," ungkap Taufik Nanda Pratama (17), salah satu siswa SMAN I Sukadana yang berkesempatan menampilkan tari kolosal bertema hutan lestari.

450 siswa Kayong Utara berlatih untuk manampilkan tari kolosal sebagai salah satu rangkaian Sail Karimata 2016. Di bawah asuhan Kinarya Guruh Soekarno Putra (galeri Indonesia Kaya), mereka berlatih enam hari dalam sepekan. (FOTO: Yakob Arfin)

Wajah sumringah saat berlatih tampak terpancar, di tengah masyarakat sekitar yang berkerumun menyaksikan latihan yang digelar di depan lapangan Dinas Pendidikan Kabupaten Kayong utara.

Selain lenggak-lenggok penari yang menjinjing bakul anyaman, salah satu bentuk tarian yang memikat perhatian para penonton ialah tari bertema hutan lestari.

Sekelompok pelajar mengangkat ranting dahan kering, dan diikuti sekelompok penari lainnya.

Meski berbatasan langsung dengan Selat Karimata, Kabupaten Utara dikelilingi bukit Mendaling yang masih rapat dan hijau (FOTO: Yakob Arfin)

"Tarian ini ingin bercerita kepada penonton tentang kondisi alam Kalimantan yang gundul, tak lagi jadi paru-paru dunia," kata Alex Hasyim, pelatih sekaligus koreografer Kinarya Guruh Soekarno Putra (GSP).
Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline