TAN MALAKA pernah berkata bahwa "PEREMPUAN ADALAH PENGHAMBAT REVOLUSI" sedangkan BUNG KARNO mengatakan bahwa "PEREMPUAN ADALAH BUNGA-BUNGA REVOLUSI".
Jika diteliti tentu kedua konsepsi ini sangat kontroversial, pendapat yang satu kontra terhadap perempuan dan yang satunya lagi pro terhadap perempuan. Ya karena memang pengalaman hidup kedua bapak bangsa ini berbeda.
TAN MALAKA lebih cenderung memfokuskan diri pada perjuangan melawan kolonialisme semata ketimbang memikirkan kisah cinta, ia bahkan rela dan memilih untuk tidak menikah hingga akhir hayatnya karna ia berpikir bahwa perempuan hanya akan menghambat perjuangannya.
Sedangkan BUNG KARNO memilih untuk melibatkan perempuan dalam perjuangannya melawan penjajah dikala itu. Ia berpikir bahwa peran perempuan dalam suatu perjuangan sangat signifikan.
Bertolak dari situ, menurut hemat saya bahwa kedua pendapat tersebut tidak salah dan juga tidak benar secara absolut. Tergantung dari perspektif mana kita melihat dan tergantung watak dari setiap perempuan sebab semua manusia tentu berbeda baik sikap maupun cara berpikirnya.
Jika perempuan itu berjiwa egoisme maka besar kemungkinan ia hanya akan menjadi penghambat revolusi yang akan membawamu pada kebinasaan, tetapi jika perempuan itu berjiwa humanis maka niscaya dia akan menjadi bunga-bunga revolusi yang dapat menghantarkanmu pada kebajikan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H