Lihat ke Halaman Asli

Budaya Kerja Korea Selatan Lebih Unggul dibanding Indonesia? Benarkah?

Diperbarui: 23 Mei 2022   23:39

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

sumber gambar: workpoint365.com

Saat ini lingkungan kerja telah berkembang pesat selama beberapa tahun terakhir. Populasi dunia lebih canggih dari sebelumnya, internet telah memungkinkan bisnis untuk melintasi negara dan benua dengan mulus, dan munculnya pekerjaan jarak jauh berarti bahwa tenaga kerja tidak lagi dibatasi oleh lokasi geografis. Perubahan ini berarti bahwa tempat kerja saat ini memiliki campuran orang yang sangat beragam, dengan rekan kerja dari berbagai budaya dan latar belakang yang bekerja bersama satu sama lain.

Budaya kerja dari Korea yang sangat dikenal yaitu cara kerja yang singkat dengan hasil yang optimal. Sejak dini, masyarakat Korea sudah diajarkan untuk menyelesaikan berbagai hal dengan waktu yang singkat. Sedangkan di Indonesia sendiri, sistem tersebut masih sangat sedikit diterapkan oleh perusahaan. Hanya perusahaan dibidang tertentu seperti accounting, marketing, dan yang lainnya yang menerapkan sistem tersebut. Hal ini dikarenakan banyak yang percaya bahwa proses yang memakan waktu akan menghasilkan hasil yang lebih baik.

Orang Korea juga dianggap berbicara dengan suara dengan nada yang kuat dan terdengar seperti membentak. Namun, hal tersebut bukan untuk sekedar meluapkan emosi, namun untuk menciptakan kinerja perusahaan yang lebih baik dibanding sebelumnya. Sedangkan di Indonesia, sopan santun menjadi salah satu ciri khas masyarakatnya. Jika melakukan kesalahan atau pelanggaran, cara menegur dapat dilakukan dengan lebih santun tanpa disertai dengan emosi, dan bahkan melakukan pendekatan personal agar karyawan tersebut lebih terbuka sehingga dapat meningkatkan performa bekerja.

Korea juga memiliki ciri khas lainnya yang sangat identik dengan karyawan asal negeri ginseng tersebut, yaitu penerapan disiplin waktu yang maksimal. Karena perusahaan-perusahaan disana menerapkan peraturan yang sangat ketat sehingga seluruh karyawan terpaksa mematuhinya hingga terbiasa akan hal tersebut. Indonesia pun mulai mencoba memperbaiki kebiasaan-kebiasaan buruk tentang disiplin waktu, tetapi hal ini tentu tidaklah mudah. Masih banyak karyawan yang melanggar aturan dengan datang terlambat, bolos bekerja dan pulang lebih awal.

sumber gambar: lifepal.co.id

Pentingnya Komunikasi Dalam Lingkungan Kerja

Saat berkomunikasi di suatu organisasi maka konteks komunikasi harus dilakukan dengan baik dan harus memperhatikan situasi dimana komunikasi tersebut dilaksanakan. Saat melakukan komunikasi maka harus berkesinambungan dan berkonsisten. Serta komunikasi harus memiliki kejelasan dalam tujuan, perkataan, ataupun bahasa tubuh. Hal ini dilakukan agar antar komunikator dan pendengar tidak terjadi kesalahpahaman yang membuat timbulnya sebuah konflik. Komunikasi juga harus disertai sopan santun baik itu secara lisan dan tulisan.

Dalam dunia pekerjaan terdapat 2 bentuk komunikasi, yaitu komunikasi secara non verbal dan verbal. Komunikasi non verbal sendiri ialah jenis komunikasi dalam perkantoran yang bisa dilakukan oleh hampir semua orang tanpa memperhatikan struktur dan posisinya dalam kantor tersebut, karena sifat pesannya yang bisa dilihat oleh hampir semua orang dan mereka pun bisa menafsirkan pesan tersebut sesuai dengan keinginan mereka. Salah satu contohnya seperti papan pengumuman yang bersifat campur. Komunikasi verbal sendiri merupakan jenis komunikasi yang menetapkan para pekerja untuk berkomunikasi secara efektif baik itu sesama karyawan ataupun atasan. Salah satu contoh dari komunikasi tersebut adalah rapat kerja bisnis serta percakapan sesama karyawan. 

Konflik yang sering terjadi dalam sebuah perusahaan adalah permasalahan antar departemen. Konflik ini sering terjadi karena adanya divisi yang melaksanakan pekerjaan berat tetapi terdapat banyak karyawan yang masih kurang memahami bagiannya sehingga sering terjadi kelalaian seperti telatnya respon atau hasil yang diminta dari satu divisi ke divisi lain.

Cara penyelesain ini sebenarnya terlampau mudah. Perusahaan hanya perlu memastikan kembali bahwa setiap karyawan memahami peran dan tanggung jawabnya masing-masing. Jika karyawan belum memahami sepenuhnya, dapat dilakukan sebuah evaluasi kinerja agar dapat diketahui apa yang menjadi sebuah hambatan dan mencari solusi buat karyawan tersebut agar hasil akhir pekerjaan tersebut tetap optimal.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline