Lihat ke Halaman Asli

Masyarakat (Ternyata) ingin TNI Mengambil Peran POLRI

Diperbarui: 24 Juni 2015   15:40

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Judul diatas sebenarnya agak mengusik susunan dan kedudukan TNI dan POLRI sesuai UU yang berlaku yaitu UU No. 34 tahun 2004 tentang TNI dan UU No. 2 tahun 2002. Yang pasti penulis tidak ingin mengajukan uji materiil terhadap UU tersebut di MK, tetapi hanya ingin menampilkan beberapa fakta dari masyarakat yang ada di dunia nyata di warung makan, warung kopi serta sopir taksi dan yang ada di dunia maya yang terlihat di komentar-komentar di berita media online nasional Indonesia serta yang terlihat di sosial media seperti Facebook dan Twitter.

Saya mencatat beberapa penyerangan oknum TNI terhadap POLRI baik dimulai :


  1. Yon Linud 501 Kostrad yang menyerang beberapa kantor polisi di madiun pada september 2001.
  2. Yon Linud 100 PS yang menyerang Mapolres dan brimob di Binjai, Sumatera Utara pada 2002
  3. Yon Armed 15 yang menyerang Mapolres OKU di sumatera selatan di 2013.
  4. 11 anggota Grup 2 Kopassus Kartasura, jawa tengah menyerang LP Cebongan di 2013.


Dari 4 penyerangan oknum TNI diatas terhadap POLRI dan preman, saya mencatat beberapa fakta fakta komentar masyarakat baik yang ada di dunia nyata dan maya.

Pertama dari pa Karyo dan pa "Kojel" salim yang berjualan gado-gado dan minuman didepan kantor yang memberikan respon bahwa memang polisi sudah keterlaluan, mereka sudah sering memeras masyarakat. Mereka katakan bahwa mereka masih bisa memberikan kesaksian bagaimana kerabat mereka yang datang ke kantor polisi untuk melaporkan kehilangan, alih-alih mendapatkan pertolongan yang didapat justru adalah kehilangan semakin banyak karena diperas.

Kedua dari pa Agus sopir taksi yang sering mangkal dekat kantor kami yang menceritakan pengalaman selama menjadi sopir taksi kalau ditilang dijalan oleh polantas, saya kira semua pembaca kompasiana sudah bisa tahu apa akhir dari cerita sopir taksi tersebut.

Ketiga dari penulis komentar di berita http://nasional.kompas.com/read/2013/04/04/17441086/TNI.AD.Akui.Penyerang.LP.Cebongan.Anggota.Kopassus.utm.source.WP.utm.medium.box.utm.campaign.Kpopwp?utm_source=WP&utm_medium=box&utm_campaign=Kkomwp ada banyak sekali komentar yang menginginkan agar 11 anggota Kopassus ini bisa memberantas preman yang ada di Indonesia, walaupun ada yang mengecam tetapi banyak sekali yang memberikan komentar Bravo, salut dan pujian lainnya agar ada efek jera terhadap preman.

Keempat dari penulis komentar di berita: http://nasional.kompas.com/read/2013/03/07/11092691/Polres.OKU.Sumsel.Dibakar.Oknum.TNI banyak sekali komentar yang "mendukung" bahkan menulis lanjutkan, lebih cepat lebih baik dan masih banyak lainnya. ada juga yang mengecam tetapi hanya sedikit sekali komentar tersebut.

Kelima dari penulis komentar di berita: http://nasional.kompas.com/read/2013/03/14/18495863/Nilai.Aset.Djoko.Lebih.dari.Rp.100.Miliar semua mengecam mengutuk dan mengatakan sebagai perampok. Bahkan beliau ini adalah mantan Gubernur Akpol tempat untuk menghasilkan perwira-perwira POLRI yang semua akan menjadi pimpinan Polri di kemudian hari.

Saya mengambil kesimpulan pribadi yang subyektif bahwa dari sekian banyak keluhan masyarakat terhadap POLRI baik dari soal pelayanan masyarakat, penegakan hukum yang transparan, pemberantasan Narkoba, pemberantasan premanisme, serta terlalu menyolok sekali harta dan kekayaan perwira POLRI maka diperlukan perubahan yang radikal dan terlihat jelas nyata perubahannya. Masyarakat sudah pintar untuk menilai dan berani berkomentar. Jangan abaikan aspirasi masyarakat dan saya berharap judul diatas hanya sesaat untuk mendorong POLRI bisa berbenah diri dan melakukan perubahan sekarang.

Salam kompasiana!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline