[caption id="" align="aligncenter" width="480" caption="USNS Mercy bersandar di Teluk Manado (Foto: www.beritamanado.com)"][/caption]
Ada kenangan terindah yang tak terlupakan bagi sejumlah warga Manado, akhir pekan lalu. Sekitar 600 pasien mendapat pelayanan kesehatan dan sebagian dioperasi, dilakukan secara gratis di atas Kapal USNS Mercy.
Kapal Rumah Sakit terapung terbesar di dunia milik Angkatan Laut Amerika Serikat itu, berada di perairan Teluk Manado pada 31 Mei 2012. Kehadiran USNS Mercy merupakan program kemitraan pasifik atau Pacific Partnership untuk melakukan sejumlah misi kemanusiaan di bidang kesehatan, pembangunan infrastruktur hingga program bersih laut. Misi kemanusiaan USNS Mercy hari ini hingga 2 pekan ke depan sebelum kembali ke Teluk Manado, yakni melayani warga pulau terluar di Sulawesi Utara, yakni Kabupaten Talaud, Sitaro dan Sangihe.
Sebenarnya, bukan karena alasan ‘gratis’ para pasien berada di USNS Mercy. Warga Manado dan sekitarnya ingin ‘mencicipi’ pelayanan medis yang berskala internasional. Memang sebulan sebelumnya, kehadiran USNS Mercy ini telah ditunggu ratusan warga Sulawesi Utara untuk mendapatkan pelayanan kesehatan gratis terutama kegiatan operasi.
Selain menyediakan pelayanan medis, USSN Mercy turut melakukan program bersih laut menjaga kelestarian terumbu. Ini adalah follow up kegiatan Gubernur Sulut SH Sarundajang ketika berkunjung ke San Diego Amerika Serikat Februari lalu, yang merupakan markas USNS Mercy.
Yang saya ingat, kegiatan misi kemanusiaan USNS Mercy paling banyak dilakukan di perairan Indonesia. Pada bencana gempa dan tsunami di Aceh 2006, USNS Mercy turut serta mendukung misi kemanusiaan di sana. Kegiatan tersebut berlanjut ketika terjadi gempa di Pulau Nias Sumatera Utara dan perairan Ambon. Kehadiran mereka sangat diapresiasi warga setempat, ketika tim medis di darat kekurangan peralatan dan tenaga medis.
Fasilitas perawatan medis di atas kapal Mercy merupakan yang terbesar di Amerika Serikat karena mampu merawat pasien hingga 1.000 orang. Rumah sakit ini mempunyai peralatan lengkap agar bisa melakukan pengobatan komprehensif. Antara lain empat mesin X-ray, satu mesin CT Scan, pusat perawatan gigi, pusat pengobatan mata, pusat terapi fisik, apotek, X-ray yang bisa menganilisis darah, dan dua mesin yang memproduksi oksigen. USNS Mercy ini juga bisa menyediakan sampai 5.000 kantung darah untuk transfusi. Ada juga ruangan perawatan anak-anak yang dibikin mirip sekali tempat bermain untuk anak-anak.
Menurut saya, kerja sama yang harmonis yang digagas oleh Pemprov Sulut dengan pihak USSN Mercy ini perlu dipertahankan. Kebutuhan kita sebagai Negara yang rawan bencana, seharusnya tak dilakukan setiap terjadi bencana. Justru di saat alam yang sedang stabil dan bersahabat seperti sekarang ini, kita harus memanfaatkan USSN Mercy sebagai upaya menimba ilmu bagi relawan tim SAR, paramedis dan kalangan LSM.
Semoga, kegiatan seperti ini dapat mempertajam kinerja petugas di lapangan, yang biasa berhadapan langsung dengan kondisi alam pasca-bencana. Minimal, banyak korban bencana yang dapat tertolong dalam 24 jam paca-bencana, sehingga nyawanya terselamatkan.
Salam Kompasiana!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H