Setelah mobil esemka Solo menunggu tanggal pemasaran, kini muncul mobil pick-up asal Manado. Karya otomotif para siswa SMK Negeri 2 Manado ini,diapresiasi warga Sulawesi Utara (Sulut).
Kabarnya, pekan lalu sudah dilakukan penandatanganan Memorandum of Understanding (nota kesepahaman) antara SMK Negeri 2 dengan Perusahaan Otomotif Foday di China. Perusahaan ini akan memberikan tiga unit mobil sebagai contoh. Berbeda dengan mobil esemka Solo, mobil pick-up Manado ini lebih menekankan faktor kesiapan teknis agar mendapat restu dari pemerintah sebagai regulator.
Tapi sayangnya, pick up Manado ini masih terkendala oleh sarana infrastruktur yang belum memadai. Meski kabarnya sudah ada dana dari APBN sebesar Rp 1,950 miliar, namun tentunya proses penyempurnaan mobil pick-up ini membutuhkan penyempurnaan.
Saya mengapresiasi inisiatif siswa di Manado mengikuti jejak pendahulunya, esemka Solo. Hingga kini, esemka belum dirilis akibat masih ada kendala teknis. Mudah-mudahan, dalam waktu dekat esemka Solo lebih dulu hadir di pasar otomotif, kemudian disusul pick up Manado.
Harus diakui, saat ini kreativitas anak-anak muda saat ini sangat minim, menyusul masuknya teknologi berbasis elektronika seperti ponsel, televisi dan komputer. Terobosan membuat karya otomotif perlu mendapat dukungan banyak pihak yang berkepentingan, termasuk masyarakat.
Tentunya kita berharap, hasil karya anak bangsa mendapat tempat di hati masyarakat. Di tengah gempuran kendaraan impor saat ini, masih ada peluang untuk membuktikan kepada dunia, bahwa negeri ini masih memiliki generasi yang kreatif dan inovatif.
Salam Kompasiana!
Jackson Kumaat on :
| My Blog | Kompasiana | Website | Facebook | Twitter | Posterous | Company | Politics |
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H