Lihat ke Halaman Asli

Kasih Sayang Dimulai dari Keluarga

Diperbarui: 25 Juni 2015   19:43

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Hari Kasih Sayang atau Valentine's Day, dirayakan oleh setiap orang yang menginginkannya meski memang bukan sebagai hari libur nasional di banyak negara khususnya di Barat. Bagaimana dengan di Indonesia?

Di Amerika Serikat misalnya, hari raya ini biasa diucapkan dengan ‘Happy Valentine's’, yang bisa diucapkan oleh pria kepada teman wanita mereka, ataupun, teman pria kepada teman prianya dan teman wanita kepada teman wanitanya. Dulu, sebagian orang bertukar kartu Hari Kasih Sayang melalui jasa PT Pos. Kini dengan teknologi ponsel, kita cukup mengirimkan pesan singkat SMS atau BBM dalam sekejap sudah tiba ke penerima kasih sayang.

Sejak era Reformasi’98 hingga saat ini, belum ada presiden yang ‘berani’ menetapkan Hari Kasih Sayang sebagai hari libur nasional. Mungkin, ini lantaran Kasih Sayang bukan merupakan agama, walaupun semua agama menerapkan kasih sayang dalam ajarannya.

Terlepas dari pro-kontra penetapan dan latar belakangnya, saya adalah orang yang termasuk mendukung Hari Kasih Sayang. Bagi saya, meski Hari Kasih Sayang tak ditetapkan sebagai hari libur kenegaraan, namun ‘Roh’ kasih sayang sangat bermanfaat dilakukan setiap tanggal 14 Februari.

Sebagai ayah dari seorang istri dan dua orang anak, kasih sayang merupakan proses menuju keluarga sakinah dan diberkati. Kasih sayang kepada istri hingga nafas terakhir, tanpa tergoda oleh oleh wanita lain. Sedangkan kepada anak-anak, kasih sayang diterapkan dalam pendidikan informal keluarga.

Bagi saya, keluarga adalah inti kasih sayang itu. Sejak mereka lahir hingga tumbuh dewasa, kasih sayang orang tua kepada anak tak dapat dinilai secara materi dan tak mengharap imbalan saat mereka dewasa. Pun saat dewasa dan mereka menentukan pilihan berumah tangga, kasih sayang orang tua terus mengalir bagaikan aliran sungai yang tak pernah kering.

Sebisa mungkin, sebagai orang tua, memberikan kasih sayang bukan dalam hal materi, pendidikan di sekolah dan kegiatan di rumah. Orang tua kini dituntut mampu memberikan waktu semaksimal mungkin, di tengah tuntutan pekerjaan.

Saya jadi ingat tadi pagi saat mengantar anak saya Josef dan Dania ke SD BPK Tirta Marta Jakarta. Tak disangka, keduanya mengucapkan terima kasih karena hari ini saya mengantarnya. Ini mungkin sebuah kejadian biasa. Tapi, dalam aktivitas yang sibuk terutama mengantar anak ke sekolah, ucapan ‘terima kasih’ adalah salah satu respon dari kasih sayang orang tua kepada anak.Bagaimana dengan Anda?

Salam Kompasiana!

Jackson Kumaat on :

KompasianaWebsiteFacebookTwitterBlogPosterousCompanyPolitics |




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline