Lihat ke Halaman Asli

Trolly Rusak Bandara Sam Ratulangi

Diperbarui: 26 Juni 2015   17:59

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

USAI mendarat di Bandara Internasional Sam Ratulangi Manado, saya langsung menuju ruang tunggu bagasi. Saya pun langsung mengambil trolly, sambil menunggu tas cabinet saya meluncur di rel eskalator bagasi. Waduh, ternyata roda trolly cuma ada tiga.

Memang terlihat sepele masalah ini. Tapi saya berpikir, bagaimana jika seorang wanita hamil atau lanjut usia (lansia), yang juga turut mengantri tas bagasi. Tak terbayangkan, jika baru mengetahui roda kereta trolly hanya ada 3 buah, setelah terjungkal saat mulai mendorongnya.

Akhirnya demi menghemat waktu, saya pun menggunakan jasa porter. Saya tak ingin menyalahkan kerja mereka, yang seharusnya melaporkan ke pihak terkait tentang adanya trolly yang rusak. Bagi saya, pemimpin yang baik, seharusnya mampu turun ke lapangan, untuk mengetahui kondisi terkini secara kontinyu.

Bagi saya, pengembangan sarana dan prasarana transportasi publik harus terus dilakukan, dalam mendukung pembangunan ekonomi di Sulawesi Utara (Sulut). Untuk itu, pemerintah provinsi Sulut dan pihak PT Angkasa Pura harus terus menjalin hubungan dengan instansi terkait, termasuk di tingkat pusat, agar pembenahan infrastruktur berguna bagi keamanan dan kenyamanan penumpang.

Bandara Sam Ratulangi adalah cermin pelayanan publik, apalagi sudah bertaraf internasional. Sehingga, seluruh lapisan masyarakat berhak menerima pelayanan yang maksimal.

Untuk itu, pengembangan Bandara Internasional Sam Ratulangi harus terus dilakukan, khususnya pada sarana infrastruktur dan manajemen layanan penumpang. Untuk itu, manajemen bandara dengan operator PT Angkasa Pura, harus mampu mengikuti harapan publik dan trend dunia internasional.

Jangan sampai penumpang menerima pelayanan buruk. Ini kan bisa mempengaruhi citra pariwisata Sulut. Pengembangan bandara dapat dilakukan dengan dukungan investasi lokal dan asing, apabila pemprov tidak memiliki dana APBD untuk itu. Pengembangan bandara, merupakan strategi ekonomi Sulut dalam memancing minat investor untuk datang ke ‘Bumi Nyiur Melambai’.

Pengembangan Bandara Sam Ratulangi juga jangan langsung berhenti, apalagi setelah WOC selesai.

Pelayanan terbaik untuk penumpang adalah syarat mutlak yang harus diterapkan, sehingga sudah selayaknya menerapkan sistem standarisasi bandara internasional. Pelayanan tersebut, juga mencakup kebersihan bandara, layanan parkir kendaraan dan ruang tunggu dan layanan bagasi penumpang.

Jika petugas bandara dicintai masyarakat, maka ini menjadi kampanye positif bagi kunjungan wisatawan mancanegara.

Salam Republik Kompasiana!




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline