Lihat ke Halaman Asli

Whisky 4,5 Liter

Diperbarui: 26 Juni 2015   18:35

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Di kawasan Kawangkoan Minahasa Sulawesi Utara (Sulut), ada satu warung kopi yang unik dan maknyos. Namanya Rumah Kopi 'Gembira'. Gembirakah saya mampir di sana? Ternyata tidak. Saya justru kaget mendapati botol minuman beralkohol berukuran setinggi 50 sentimeter.Johnnie Walker merupakan sebuah perusahaan asal Skotlandia yang menghasilkan berbagai macam whisky. Perusahaan ini umumnya menghasilkan macam-macam minuman alkohol. Seingat saya, Johnnie Walker menjadi sponsor resmi tim McLaren di ajang Formula 1. Sebenarnya, kedai kopi ini mirip dengan kedai kopi seperti di daerah lainnya, seperti warung kopi di Sumatera Utara. Cuma, yang membedakan kedai kopi ini, yakni adanya penempatan beberapa botol berukuran besar, yang diletakkan di meja kasir. Di meja itu, terdapat Johny Walker Scotch Whisky tipe black label dan red label, dengan komposisi alkohol 43 persen. Selain Johny Walker 4,5 liter yang dikemas dalam botol besar, juga ada Chivas Regal dan beberapa botol besar lain tapi saya lupa namanya. Kebetulan, saya berjumpa dengan sang pemilik kedai, Herman Susanto, yang saat itu sedang duduk di kursi kasir. Saya sengaja hanya memesan kopi gingseng hangat, agar bisa mengobrol lebih benyak dengan Herman. Maklum, cuaca di Minahasa saat ini sering diguyur hujan, dan suhu udara yang cukup dingin di sepanjang jalan. Herman pun akhirnya menyambut sapaan saya dengan hangat. "Minuman ini memang koleksi saya, dan tidak untuk dijual," kata Herman. Ia kemudian bercerita, semasa mudanya bekerja sebagai anak buah kapal (ABK), sehingga sering berpergian jauh. Sama seperti saya, Herman ternyata bukan penikmat minuman keras. Botol-botol besar minuman keras itu, merupakan koleksinya, saat ia bertugas di perairan Filipina. Saat bertugas di atas kapal, Herman mengaku mengkonsumsi minuman keras, untuk alasan menjaga stamina tubuh, khususnya saat menghadapi cuaca buruk di laut. Usia Herman kini tak lagi muda. Pria keturunan Tionghoa ini, kini menghabiskan sisa hidupnya membuka kedai kopi. Baginya, kedai kopi lebih membuat banyak manfaat baik bagi masyarakat, daripada menjual minuman keras seperti jenis minuman beralkohol bernama 'Cap Tikus' yang sangat populer di Sulut. Saya pun kembali mengambil cangkir saya, dan menyeruput kopi gingseng yang tersisa. Tak sengaja mata saya tertuju ke arah botol besar Johnnie Walker. Saya tatap dalam-dalam botol tersebut. Alamak! Kok kopi ini terasa luar biasa saat mengalir di tenggorokan. Bisa jadi, botol-botol besar minuman keras itu, menjadi sensasi tersendiri bagi penikmat kopi. Salam Kompasiana!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline