Lihat ke Halaman Asli

Erkata Yandri

Praktisi di bidang Management Productivity-Industry, peneliti Pusat Kajian Energi dan pengajar bidang Efisiensi Energi dan Energi Terbarukan pada Sekolah Pascasarjana, Energi Terbarukan, Universitas Darma Persada, Jakarta.

Bersikap dalam Kedamaian: antara Prabowo, Gibran, Kamu, dan Mereka Itu

Diperbarui: 24 Oktober 2024   08:50

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Photo by fauxels via pexels.

Hanya sekadar memberikan gambaran

Setelah dilantiknya Prabowo Subianto sebagai Presiden Indonesia dan pengumuman para menteri serta wakil menteri, Indonesia memasuki babak baru dalam pemerintahan. 

Momen ini sangat penting, bukan hanya bagi Prabowo dan timnya, tetapi juga bagi Gibran Rakabuming Raka, yang kini menjabat sebagai wakil presiden.

 Dengan posisi strategis yang diemban, keduanya diharapkan mampu merealisasikan janji-janji kampanye mereka dan mengatasi tantangan besar yang dihadapi bangsa. Namun, tantangan tersebut tidak hanya datang dari dalam pemerintah, melainkan juga dari luar, di mana para penentang dan pengamat dengan berbagai kepentingan akan terus berusaha mencari celah untuk memperlemah kinerja mereka.

Kedua pemimpin ini, Prabowo dan Gibran, memiliki tantangan yang cukup besar untuk mempertahankan integritas dan kepercayaan publik. Rakyat Indonesia menantikan kebijakan-kebijakan yang berdampak langsung pada kesejahteraan mereka. 

Namun, tantangan ini semakin rumit dengan adanya berbagai pihak yang tidak puas, yang selalu siap menggonggong setiap langkah yang diambil oleh pemerintah.

 Dinamika politik Indonesia yang sarat dengan berbagai kepentingan ini, mengharuskan mereka untuk tetap fokus dan konsisten dalam menjalankan program-program yang dijanjikan kepada masyarakat.

Sementara itu, pemilih setia mereka, baik dari kalangan pendukung Prabowo maupun Gibran, juga memiliki peran penting dalam menjaga stabilitas politik. Mereka perlu menyadari bahwa sekarang adalah saatnya untuk bersatu, bukan untuk kembali terpecah. 

Dalam konteks ini, penting bagi para pemilih untuk memahami dinamika politik yang ada, serta menghindari perang opini yang dapat memecah belah dukungan yang seharusnya diberikan kepada duet kepemimpinan ini.

Namun, kekhawatiran akan “permainan” dari pihak-pihak yang tidak menghendaki keberhasilan Prabowo dan Gibran sangat relevan. Sejarah politik Indonesia menunjukkan bahwa ketika kekuatan politik bersatu, mereka menjadi target untuk diadu domba oleh pihak-pihak yang tidak sejalan. 

Dalam kondisi ini, sikap saling mendukung antara Prabowo, Gibran, dan pemilih mereka menjadi kunci utama untuk menciptakan sinergi positif, yang pada akhirnya akan berdampak pada kinerja pemerintahan dan kesejahteraan rakyat.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline