Lihat ke Halaman Asli

Erkata Yandri

Praktisi di bidang Management Productivity-Industry, peneliti Pusat Kajian Energi dan pengajar bidang Efisiensi Energi dan Energi Terbarukan pada Sekolah Pascasarjana, Energi Terbarukan, Universitas Darma Persada, Jakarta.

Selamat Bekerja Prabowo

Diperbarui: 21 Oktober 2024   12:37

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Photo by Dio Hasbi Saniskoro: https://www.pexels.com/

Setelah pelantikan Prabowo Subianto sebagai Presiden Indonesia yang ke-8, harapan dan ekspektasi masyarakat kini tertuju pada Kabinet Merah Putih yang baru diumumkan malam harinya. Prabowo, sosok yang telah lama berkecimpung di panggung politik dan militer Indonesia, memikul tanggung jawab besar untuk memenuhi janji-janji yang telah ia gaungkan selama kampanye. Dengan pengumuman kabinet barunya, yang terlihat gemuk dengan banyaknya menteri dan wakil menteri dari berbagai kalangan, mulai dari perwakilan partai koalisi, etnik nusantara, hingga profesional, tanda-tanda bahwa pemerintahan ini akan inklusif terlihat jelas. Namun, inklusivitas ini juga datang dengan tantangan besar: apakah kabinet yang beragam ini akan mampu bekerja harmonis dalam menghadapi kompleksitas permasalahan bangsa?

Selain itu, pemisahan dan penambahan kementerian serta wakil menteri tampak jelas sebagai upaya mengakomodasi banyak kepentingan politik. Di satu sisi, langkah ini bisa dipandang sebagai strategi untuk meredam potensi konflik di parlemen, memastikan stabilitas dukungan politik yang dibutuhkan. Namun, di sisi lain, langkah ini bisa dianggap sebagai kompromi yang terlalu besar, dengan risiko mengurangi efisiensi birokrasi dan memperlambat pengambilan keputusan. Tantangan ini bukan hanya milik Prabowo dan kabinetnya, tetapi juga kita sebagai rakyat yang harus ikut berperan aktif dalam mendorong pemerintah bekerja secara efektif.

Pada waktu pelantikan, ajakan Prabowo untuk kita semua “mari bekerja bersama” menjadi penutup pidatonya yang bermakna dalam. Ajakan ini bukan hanya sekadar retorika politik, melainkan panggilan nyata kepada seluruh elemen bangsa untuk bersatu padu membangun negeri ini. Kita semua, dengan peran dan profesi masing-masing, memiliki tanggung jawab yang sama untuk menjaga semangat gotong royong ini agar tidak hanya menjadi slogan, tetapi benar-benar terwujud dalam tindakan nyata sehari-hari.

Permasalahan utama yang kini dihadapi oleh pemerintahan Prabowo adalah bagaimana ia akan mewujudkan visinya untuk memenuhi janji-janji kampanyenya yang ambisius. Prabowo berjanji akan mengangkat perekonomian bangsa, menciptakan lapangan pekerjaan, memperkuat ketahanan energi dan pangan, serta menjaga keamanan nasional. Namun, janji-janji ini tentunya membutuhkan strategi yang jelas dan terukur untuk dapat direalisasikan dalam waktu lima tahun ke depan. Pertanyaannya, bagaimana Prabowo akan merancang strategi ini dengan kabinet yang begitu gemuk dan beragam?

Di tengah euforia pelantikan, masyarakat juga menyoroti peran penting yang akan dimainkan oleh Gibran Rakabuming Raka sebagai Wakil Presiden. Sebagai figur yang relatif baru dalam panggung politik nasional, peran Gibran akan menjadi sorotan tajam. Apakah ia hanya akan menjadi simbol representasi generasi muda dan pewaris kepemimpinan Jokowi, ataukah ia mampu berperan aktif sebagai partner strategis Prabowo dalam mewujudkan visi pemerintahan yang efektif?

Prabowo juga harus menghadapi tantangan dari lawan-lawan politiknya, baik dari dalam maupun luar koalisi. Mereka yang kalah dalam pemilu tidak akan tinggal diam dan tentu mencari celah untuk merongrong popularitas pemerintahan baru ini. Selain itu, tantangan dari isu-isu yang diangkat dalam pidato kenegaraan Prabowo, seperti ketahanan energi, ketahanan pangan, dan pertahanan keamanan nasional, harus diatasi dengan strategi yang konkret dan solutif. Di tengah semua ini, ajakan Prabowo untuk bekerja bersama seolah menjadi panggilan kepada seluruh bangsa: tidak ada waktu untuk berleha-leha, semua elemen bangsa harus bergerak menuju tujuan yang sama.

Namun, yang tidak kalah penting adalah bagaimana kita sebagai rakyat Indonesia berperan dalam mendukung pemerintahan ini. Pada hakikatnya, pemerintahan yang efektif tidak hanya bergantung pada pemimpin dan jajaran kabinetnya, tetapi juga pada keterlibatan aktif masyarakat dalam berbagai lapisan. Partisipasi rakyat dapat menjadi motor penggerak dalam mewujudkan kebijakan yang lebih responsif dan akuntabel. Salah satu cara yang paling mendasar adalah dengan meningkatkan kesadaran politik dan sosial di kalangan masyarakat. Kita perlu lebih peduli terhadap isu-isu yang dihadapi bangsa dan memantau kinerja pemerintah dengan kritis namun objektif. Mengkritik kebijakan yang tidak berpihak pada kepentingan umum atau melanggar hak-hak rakyat sangat penting, namun kritik ini harus diimbangi dengan solusi yang konstruktif.

Sebagai individu, ada banyak hal yang bisa kita lakukan untuk mendukung jalannya pemerintahan yang baik. Mematuhi undang-undang dan aturan yang telah ditetapkan adalah langkah awal yang paling dasar, tetapi peran kita tidak hanya berhenti di situ. Misalnya, kita bisa terlibat dalam kegiatan-kegiatan yang mendukung kebijakan pemerintah, seperti program-program pemberdayaan masyarakat, menjaga lingkungan, atau mendukung program kesehatan dan pendidikan. Terlibat dalam diskusi publik dan memberikan masukan positif, baik melalui media sosial, forum diskusi, atau kegiatan komunitas, juga bisa menjadi bentuk partisipasi aktif. Setiap suara yang terlibat dalam dialog tersebut memiliki potensi untuk memengaruhi kebijakan di tingkat lokal maupun nasional.

Sebagai komunitas, sinergi antara masyarakat dan pemerintah harus terus diperkuat. Kekuatan komunitas lokal dalam membantu implementasi kebijakan pemerintah sangatlah besar. Misalnya, komunitas bisa berperan dalam mensosialisasikan program-program pemerintah di tingkat akar rumput, membantu menciptakan solusi bagi permasalahan lokal, serta bekerja sama dengan pemerintah daerah dalam pelaksanaan program pembangunan. Dengan bersatu dalam visi dan misi yang sama, baik pemerintah maupun masyarakat bisa menciptakan lingkungan yang lebih kondusif untuk pertumbuhan ekonomi, peningkatan kesejahteraan sosial, dan perbaikan infrastruktur.

Selain itu, kelompok profesional juga memiliki tanggung jawab besar dalam mendukung jalannya pemerintahan. Para akademisi, teknokrat, dan profesional di berbagai bidang bisa memberikan kontribusi melalui keahlian dan pengetahuan yang mereka miliki. Misalnya, mereka bisa menawarkan riset dan solusi yang berbasis data untuk membantu pemerintah dalam pengambilan keputusan yang lebih baik. Para ekonom, misalnya, dapat memberikan analisis yang mendalam mengenai kebijakan fiskal dan moneternya, sementara para ilmuwan dan teknolog bisa membantu dalam inovasi di sektor energi, kesehatan, dan pendidikan. Kolaborasi antara pemerintah dan dunia profesional akan menghasilkan kebijakan yang lebih inovatif, efisien, dan berkelanjutan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline