Lihat ke Halaman Asli

Saya Adalah Koboy dari Amerika

Diperbarui: 25 Juni 2015   05:48

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di Bawah Naungan Kolong Jembatan, Mei 02, 2012

Ceritanya adalah pengalaman pribadi saya sendiri. Dimana disaat saya bekerja di Papua, lalu setelah berbulan2 kembali ke pulau Jawa, seperti DKI, sampai ke Surabaya, dimana para pengguna kendaraan yang semau gue saja.

Suatu hari saya mencoba mengendarai kendaraan sendiri. Seperti Anas, saya juga memakai plat nomor palsu, maklum kendaraan yang pinjam adalah milik militer. Kalau dahulu kendaraan militer memiliki 2 nomor plat. Untuk masuk ke Istana, Bina Graha atau acara2 resmi, satu lagi untuk berjalan tanpa protokol.

Maklum saja saya suka menengok proyek2 yang ada saat itu. Mulai dari Krakatau Steel, Pelabuhan Merak, sampai ke Pasir Putih Situbondo. Kalau di Papua saat itu proyeknya sudah berjalan dengan lancar. Karena disana para ahli dari Indonesia sudah mengajari para ahli dari AS, dan Australia, bagaimana bekerja dengan tepat sesuai dengan keadaan alamnya.

Namanya orang baru turun dari hutan, tentunya saya sangat mudah naik darah. Tiba2 saat saya sedang berjalan dari Kemayoran, mau menemui rekan2 di Bakmi Gajah Mada, saya diserempet oleh mikrolet.
Wah mobil itu sampai lecet dari ujung ke ujung. Sampai saya tidak bisa membuka pintu. Mana mobil ini mobil Kijang Baru, bukan Land Rover yang biasa dipakai untuk daerah-daerah off road. Dimana dipakai Bar sekelilingnya.

Mobil inikan mobil kota, jadi saya merasa marah, dan saya berhenti meminta kepada supir mikrolet untuk menujukan kenapa dia memotong jalur saya, sehingga bagian kanan mobil saya lecet.

Dengan lantangnya dia keluar dari mobil membawa pipa dan mau memukul saya.

Wah...... namanya Koboi Amerika, saya tidak akan mundur begitu saja, lalu beberapa orang disekitar pasar Baru, ikut2an karena muka saya mungkin terlihat seperti orang asing.

Sehingga saya sudah dikerumuni banyak orang. Lalu saya bilang sama supir itu untuk minta maaf, dengan lantangnya dia menantang, dan mengayunkan pipa, dan banyak orang ikut2 mengeroyok saya, dengan kata2 "Wong Chino berani2nya sama anak pribumi, padahal saya bukan wong Chino."

Sampai akhirnya saya mendengar salah satu dari mereka menghancurkan kaca mobil ini.

Tak jauh dari situ Polisi hanya menonton saja. Berpura2 tidak tahu.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline