Denpasar, 20 Febuari 2012
Membaca tulisan di Kompasiana berjudul " Akan Runtuhkah Partai Demokrat?"
Rebuttal tulisan ini adalah pertanyaan yang sangat menarik sekali saya jawab.
Yaitu, "Apa yang runtuh dari sebuah partai yang tidak pernah ada?"
Perhatikan baik-baik sejarah dari partai Demokrat ini. Seperti penulis mengakui sendiri bahwa partai ini adalah partai satu orang saja. Yaitu mencoba menjadi tandingan yang secara imbang antara partai yang memalukan Indonesia, Partai Golkar, dan partai2 lainya yang di sebut partai proxy.
Dari cara penyelesaian pemindahan kekuasaan dari orde baru ke pemerintahan baru. Para pemegang sumpah dari pendiri negera ini yang terdiri dari beberapa anggota yang di tunjuk. Diambil konsensus bersama untuk mengadakan Amenesti terhadap para pejabat masa lalu dimulai dari Presiden Suharto, sampai ke seluruh pihak yang terlibat di masa orde baru.
Jika di lihat sebenarnya adalah Pak Gus Dur adalah presiden yang akan membantu proses pelaksanaan Amensti ini berlangsung. Karena saat itu PDI sebagai partai yang selalu memiliki konstituen dan pendukung yang setia belum siap secara mental dan SDMnya.
Oleh sebab itu jika di perhatikan presiden Gus Dur dan Megawati adalah kedua presiden yang harus berbuat langkah2 yang sangat drastis dan kadang penuh dengan kontroversi.
Sehingga jika ada celaan di kemudian hari, mereka yang terlibat di pemerintahan Orde Baru, tidak merasa di salahkan lagi. Termasuk para jendral2 yang ada di Indonesia. Tanpa sadar kedua presiden ini yang digunakan sebagai pembersih kehancuran yang dibuat oleh pemerintahan lama orde baru.
Munculnya SBY dan partai Demokrat itu bukan tanpa alasan, tetapi inilah salah satu dari yang saya tuliskan sebelumnya mengenai partai Demokrat adalah partai Golkar 2.0.
Mari kita lihat tulisan dari penulis kompasiana ini, tanpa partai2 lainnya PDI seharusnya menjadi partai mayoritas. Sedangkan partai PPP, selalu tidak mendapat dukungan dari banyak pihak. Mengenai PPP saya akan tuliskan dalam tulisan yang sendiri.
Kembali ke partai PDI, dengan sengaja di hancurkan oleh para pendukung Golkar Orde Baru. Sehingga yang terjadi adalah pecahnya koalisi PDI, menjadi dua PDI.
Dengan demikian membuka peluang untuk pihak Golkar 2.0 mendirikan partai baru yang disebut partai Demokrat.
Jadi dibalik kekacauan dan hinggar bingar keributan yang ada kini, partai Demokrat akan menciut sehingga mereka berpikir bagaimana supaya partai Golkar bisa menjadi pemenang di Pemilu 2014 ini. Sedangkan kepopuleran partai Golkar hanya sekitar dibawah 20%, sedangkan PDI yang dipimpin Megawati masih sekitar 35%, itu pun tanpa dana yang banyak serta organisasi model robot seperti partai Golkar, dan Partai Demokrat.
Jadi kembali kepertanyaan "Akan runtuh Partai Demokrat?"