Denpasar, 19 Febuari 2012
Sungguh sangat menyedihkan memang uang dan begitu banyaknya nama-nama hebat di partai Demokrat yang boleh dikatakan ahli dalam berpolitik praktis, sampai akhirnya harus mencari kambing hitam dengan para jurnalis dan media massa Indonesia.
Mengapa sampai sedemikian rendahnya?
Kejadian demi kejadian yang menimpa para anggota partai ini membuat banyak pengamat politik menggeleng-geleng kepala. Bahkan PR mereka hancur lebur sedemikian hingga akhirnya mereka seperti paranoid.
Dalam top stories nya Kompas.com hari ini dengan headline "Boikot Media, Bentuk Kegagapan Politisi Demokrat." Really?
It's coming out from Ketua Biro Bidang Hukum dan Hak Asasi Manusia Partai Demokrat, Jemmy Setiawan.
Sampai pengamat politik dari Charta Politika, Yunarto Wijaya sendiri tercengang dengan memberikan pernyataan umumnya kepada kompas.com Sabtu (18/2/2012).
"Saya yakin ini bukan pernyataan resmi DPP, sudah tidak aneh kalau nanti muncul bantahan," katanya
Sampai Yunarto meencoba membela Partai Demokrat dengan mengatakan, "Ini bentuk kegagapan sebagian besar kader, orang-orang baru yang masih hijau dalam berpolitik, lebih bersikap reaktif dibandning produktif, dalam menghadapi manuver, media dan komunikasi publik."
Really, Yunarto?
Apa anda sudah terlalu bias sehingga anda mencoba membela partai ini?
Faktanya,
Dalam berita yang di siarkan oleh kompas.com, Sabtu, 18 Februari 2012, dalam siaran pers nya Jemmy Setiawan,yang menjadi Ketua Biro Bidang Hukum dan HAM Partai Demokrat mengatakan,"Bukan sekali atau dua kali Demokrat diadu domba di depan publik oleh media. Kini, saatnya kepada seluruh kader Partai Demokrat untuk melakukan boikot terhadap media yang terindikasi punya tendensi politik dalam menghancurkan Partai Demokrat."