Lihat ke Halaman Asli

MG Bilang Nunun Bukang Geng Saya

Diperbarui: 25 Juni 2015   20:22

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Amurang, 27 Januari 2012 Pernyataan MG jelas sekali bahwa di Indonesia ada para Mafia, mulai dari pejabat di BI, sampai supir nya. Ibarat dalam cerita geng di Amerika, dimana ada yang di sebut gang NuestraFamilia Mexicali, Salvatrucha, Blood Cips, Aryan Nation, 18th Street. Bedanya Geng di Indonesia itu mengaku pejabat pemerintah, guru, polisi, tentara, preman pasar, supir, satpam, dan tukang pijit.. Mereka yang disebut saling berkumpul memiliki tujuan yang sama yaitu, Merampok Uang Negara dan Memeras Pedagang serta investor yang ingin membuka lapangan pekerjaan, dan melebarkan usahanya di Indonesia. Oleh sebab itu tidaklah herap banyak pedagang2 di Indonesia, mengerti sekali siapa yang akan menjadi pemegang kekuasaan, atau pejabat baru nya, mereka sudah mendapatkan Intel terbaru sebelum pejabat ini menjabat. Dalam penyidikan yang lebih dalam lagi, mereka ikut mempengaruhi keputusan kebijaksanaan pemerintah di bidang yang mereka kuasai atau ingin mereka terjuni. Tidak lah heran, banyak pejabat dengan SOLEH nya memuat janji2 dan rencana Investasi tanpa menyertakan rakyat atau ada Townhall meeting untuk mendengar aspirasi rakyat setempat. Oleh sebab itu tidak lah heran juga muncul nya grup extrimis yang di gaji sebagai alat kontrol dan penakut untuk rakyat yang mencoba untuk mempertanyakan kebijakan pemerintah daerah maupun kebijakan pemerintah pusat. Dengan menjual FEAR atau kata lainnya KECEKAMAN membuat rakyat takut bersuara. Untuk itu para pengamat Menunggu SIAPA yang Akan Menjadi HERO, dalam Menegakan Hukum di Indonesia. Pertanyaan ini sangat penting, mengapa? Dengan status quo yang ada sekarang ini, seperti nya kita akan menghadapi perjuangan yang panjang sekali, seperti Mexico lebih 100 tahun perjuangan menghadapi KORUPSI. Jack Soetopo Seed Newsvine

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline