Lihat ke Halaman Asli

(Fiksiono)"Polo Pa Kita"

Diperbarui: 25 Juni 2015   20:31

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

13273559291068707431

Di Bawah Naungan Kolong Jembatan, 24 Januari 2012 Akhirnya sampai juga saya mendorong gerobak ke kampung halaman di Bolaang Mongondow. Indah nya pantai dan kebun kelapa di mana-mana. Tetapi, sangat kaget saya mendengar berita seorang perempuan PNS yang di bunuh dan di perkosa secara keji. Tak sangka pulau yang indah, dan pantai Amurang yang begitu nikmat alam nya, masih ada orang yang berbuat keji seperti ini. Sayup-sayup terdengat lagu yang kami orang Minahasa, begitu sedih dan syahdu nya...... "Polo paa kita.....sayang" "Ciong paa kita....sayang" "Ini yang terakhir torang dua bakudapa," "bukang untuk mo bapisa." Heboh sedih dan rindu, melihat tanah air Ibunda tercinta, sampai terpesona saya hampir di tabrak taxi taxi yang jalan nya seperti mau kejar gaji. Jalan yang sempit masih saja berkebut-kebutan saja.

13273560721427738834

Home sweet home Sambil gelar kardus, dan tenda, saya menyiapkan diri untuk bermalam di pinggir pantai yang indah. Bulan mungkin tidak akan datang malam ini. Dan air pasang akan membawa banyak hasil tangkapan buat para nelayan. Sehingga besok siap siap beli ikan cakalang, buat makan siang. Mimpi makan cakalang membawa tidur yang nyenyak. [caption id="attachment_158015" align="aligncenter" width="500" caption="Gubug Idaman"]

1327356482167847475

[/caption] Lanjutan kisah "Perjalanan Tukang Becak Mencari Adinda." Jack Soetopo

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline