Lihat ke Halaman Asli

Denpasar Saksi Bisu, Kerinduan Hati

Diperbarui: 25 Juni 2015   23:35

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Denpasar, 16 November 2011 Tak terasa, akhirnya menginjakan kaki di bumi Para Dewa dewi ini, seakan saya akan memasuki lingkaran yang lengkap, dimana perjalanan mencari Adinda, semakin dekat dan mungkin akan berakhir. Dimana, dalam perjalanan mencari Ibunda, menemukan Adinda yang terkasih, tersenyum dengan lembut di ujung sana. Inilah surat yang di terima dari Adinda yang membuat lingkaran hidup semakin dekat untuk akhirnya berakhir dengan senyum yang paling indah.....

Ketika kau tiada aku kan merasa Betapa sedih dalam dada Betapa banyak kata tanya Betapa khawatir terasa di jiwa Ketika kau tiada aku kan merasa Sepi diri lagi sunyi Rasa hampa hidup ini Ingin menyendiri ku tak sanggup lagi Ketika kau tiada aku inginkan Kau merasakan apa yang kurasakan Kau mengerti apa yang terjadi dalam diri ini Kau sadari mengapa hati ini semakin ingin memiliki Tak inginkah selalu bertatapan Tak inginkah selalu bermanjaan Tak inginkah selalu berdekapan Tak inginkah selalu bermesraan Terseok kaki seakan tak mau kau ajak berjalan Kau coba menendang kerikil penghadang dihadapan Hasilnya tak berapa jauh dia kau lontarkan Semua ada waktunya jangan kau sesalkan Kini tinggalkan masa jayamu Tinggalkan masa mudamu Tinggalkan masa penuh lukamu Datanglah padaku Datanglah pada waktumu pada waktuku untuk masa depan bersama bahagia selamanya........ Betapa Indahnya, Kasih yang luhur, Kasih yang suci, Kasih yang putih, Kasih yang tulus... Menghapus galau, Menghanyut nestapa, Menglarut keraguan Mengisi lara Dimana ada harapan, Dimana ada gubug indah Dimana ada ceria Dimana ada masa depan, O....Adinda...... Betapa hati mengaharapkan, Kita di persatukan jiwa, Kita di jajarkan bersama, Kita di pelukan waktu, Kita di peribaan senja.... Dimana tangis mu menjadi tangis kita, Dimana tawa mu menjadi tawa kita, Dimana hati mu menjadi hati kita, Dimana raga mu menjadi raga kita, Melantunkan lagu kontemporer, Menyusuri pasir putih, Merenangi samudera biru, Menaiki pelangi warna warni... Dimana malam miliki kita Dimana senyum miliki kita Dimana Sunyi miliki kita Dimana Fajar miliki kita, Selamanya, ..... You're love One, Z

Bersambung...... Lanjutan dari kisah, " Perjalanan Tukang Becak Mencari Adinda." Jack Soetopo




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline