Washingto DC. Dalam menyambut Hardiknas, mengingatkan saya terhadap seorang tokoh ekonom yang selalu dijelek2an namanya oleh para Nativis. Padahal beliau adalah seorang ahli ekonomi dan matematika yang sangat cerdas dan berprinsip teguh, keras, serta jujur. Banyak mengatakan beliau adalah The Godfather of Mafia Berkeley. Karena sekolahnya yang tinggi disana. Di luar negeri, beliau di kenal sebagai the Architect of Indonesia's Modern Development. Hingga kini banyak masyarakat tidak mengenal siapa beliau. Padahal Beliau pada umur 30-an saja sudah menjadi Dean dari Fakulats Ekonomi di Universitas Indonesia. Jarang dijaman saat itu seorang cerdas dan muda seperti beliau yang tidak memiliki politik agenda. Teringat saat beliau berkunjung ke Washington DC untuk suatu acara ekonomi bilateral, dimana saat bernegosiasi beliau, menunjuk kesalahan2 dari para ahli accounting di departemen keuangan dan Bank Central Amerika Serikat. Kesalahan apa? Kesalahan membulatkan angka2. Sampai kaget mereka tidak menyangka betapa jeli dan tegasnya beliau. sehingga data2 yang ada setelah dihitung kembali malah merugikan sekali posisi Indonesia. Bagi para akuntan dan pakar matematika tentu mengerti sistem pembulatan jika dalam US Dollar begitu sederhana saja, tetapi jika di kurs kan ke mata uang Rupiah akan sangat berbeda jauh sekali. Hal ini yang beliau tunjukan. Sehingga pertemuan ini harus ditunda beberapa hari, untuk merevisi angka2 yang merugikan Indonesia. Wah.... dalam hati saya, hebat sekali beliau ini, begitu banyak Bankers dan Pakar2 Ilmu Ekonomi dan matematika yang bekerja di Departemen Keuangan dan Bank Sentral AS, dikoreksi didepan umum begitu. Oleh karena itu kadang kami sesama tukang becak menyebut beliau adalah " Guru Besar muda". Pendidikan kita di Indonesia sangat lah bagus sekali saat itu, tegas, dan nyata sekali dalam prakteknya. Pujian kepada beliau yang tegas, dan jujur ini mengangkat nama beliau di mata dunia, khususnya di Amerika. Bahkan ada beberapa pejabat Pemerintahan Amerika yang ingin sekali beliau untuk bekerja di sana. Tetapi beliau dengan hormatnya menolak. Semoga tulisan ini membantu meluruskan fakta sejarah yang sebenarnya terhadap beliau. Dan bagi generasi muda dan anak2 perlunya pelajaran Matematika. Kenapa? Supaya kita tidak dibohongi lagi oleh orang2 yang pandai menipu secara halus. Jack Soetopo
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H