Lihat ke Halaman Asli

TKI: Andai Inem bisa Bicara

Diperbarui: 26 Juni 2015   08:13

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

129884993520678802

[caption id="attachment_91544" align="aligncenter" width="300" caption="Sumber: Google pix"] [/caption]

1298847385471582313

Sumber: Google pix [caption id="attachment_91545" align="alignleft" width="300" caption="Sumber: Google pix"]

12988474582008889115

[/caption] [caption id="attachment_91546" align="alignright" width="300" caption="Sumber: Google pix"]

12988475031222643223

[/caption] Seandainya Inem bisa bicara, dia teringat neneknya bercerita tentang masa lalu. “Di jaman Penjajahan Belanda dulu banyak yg diangkat menjadi asisten resident, mereka adalah orang2 pribumi. Kebanyakan mereka kerjanya memeras para pekerja pribumi di perkebunan. Selain mereka membatu VOC dalam segala masalah administrasi dan tata tertib. Suatu saat anak dari salah satu Asisten Resident meninggal, Anak ini tanpa setahu bapak nya yg Asisten Resident bekerja di perkebunan. Selidik demi selidik diketahui si anak berbohong, dan belum layak bekerja di perkebunan, dan entah masalah yang tidak jelas salah satu anak Resident( VOC) terlibat, dan ternyata ditubuh anak asisten resident ini mengindikiasi dia disiksa, dan mayatnya dibuang ditepi sungai, bak bangkai menunggu buaya memakannya. Walaupun sedihnya Pak Asisten Resident ini membuat pernyataan keseluruh daerah, “Ini adalah kesalahan anak saya sendiri, dia berbohong, oleh karena itu dia disiksa dan dibunuh semena2 dan dibuang mayatnya seperti bangkai di tepi sungai” Banyak orang bertanya2, Kenapa Bapak Asisten Residen ini memberikan pernyataan seperti ini? Kenapa dia tidak turun tangan  mencari tahu, dan berusaha menyeret pelaku pembunuhan anak yang dicintainya ke pengadilan? Kenapa dia sebagai ayah tidak menuntut keadilan atas kematian anaknya yg dicintainya? Apa Dia takut dgn pemerintah VOC saat itu? Apa dia sudah keenakan dengan jabatannya sebagai Asisten Resident sehingga anak mati dbunuh, justru menyalahakn anak sendiri? Petanyaan ini selalu menghatui banyak orang diNegara kita yg katanya sudah merdeka”. Bersambung........ Jack Soetopo

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline