Lihat ke Halaman Asli

Saya Sebagai Orang Asing Menolak Ahok Jadi Gubernur

Diperbarui: 18 Juni 2015   03:54

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="" align="alignnone" width="673" caption="Ahok Marah marah"][/caption] Di Bawah Kolong Jembatan, August 10, 2014 Setelah membaca tulisan Opa Jappy yang berjudul "Orasi Pendukung Prabowo-Hatta, “Saya Sebagai Orang Pribumi Menolak Ahok Sebagai Gubernur”, membuat saya akhirnya menuliskan tanggapan kepada Opa Jappy dan para pendukung Capres yang sedang bersengketa di MK saat ini. Saya akan membuat pernyataan yang jelas, kepada semua pendukung dari ke dua belah pihak, maupun kepada rakyat Jakarta. Saya, Jack Soetopo, setuju dengan Orasi salah satu pendukung capres ini (Tidak sudah saya sebutkan, pasti pembaca mengetahui). Saya, Jack Soetopo, setuju dengan para pendukung diam-diam, yang menjadi pendukung capres ini. Anda ingin tahu mengapa? 1. Karena, pendukung capres ini baik yang frontal membela, maupun yang bermain halus bulus, sebenarnya tidak ingin Indonesia itu menjadi negara Transparan, dan Terbuka baik secara kekayaan, dan keuangan yang ada. 2. Karena, Ahok itu ancaman terhadap STATUS QUO yang selama ini sudah dijalankan. Apa sih Status Quo itu? Status Quo adalah dimana saya, bisa tetap mendapatkan Proyek Abadi. Sebagai Orang Asing saya suka sekali dengan proyek Esek2, Proyek Abal-abal, Proyek KibulSanaKibulSini. Contohnya, adalah Jakarta selama ini adalah ladang yang subur, buat saya sebagai tukang becak. Bahkan saya sudah jadi juragan kaya raya karena saya menguasai lapangan. Walaupun sebagai seorang asing, saya pandai sekali memiliki antek-antek yang beragam, mulai dari PNS di Balaikota, DPR, DPRD, DPR, Segneg, sampai preman-preman di pinggir jalan. Mengapa saya sangat Hebat? Bayangkan dengan uang rupiah saja, saya bisa kendalikan mereka. Lalu yang besar-besar itu biasanya saya pakai Dollar Singapore. Dan Si Ahok ini Terang-terangan Memberikan Pernyataan di depan Youtube, bahwa Ahok tidak mau Di SUAP. Sombong benar, orang ini...lalu antek-antek saya laporkan kepada saya, minta dana yang lebih besar, yaitu Singapore Dollar yang bernilai 10,000an. Gila bener saja, yang biasanya nya dapat Rupiah saja sudah anteng, dan duduk manis menjadi pejabat. 3. Sebagai tukang becak, saya kan sudah biasa menguasai lahan negara Indonesia. Bahkan Monas saja saya sudah sertifikatkan, dan gadaikan ke Bank Bahama Indah Permai. Dari Ujung Sungai Ciliwung diatas Gunung Salak, sampai ke teluk Jakarta itu sudah saya sertifikatkan, dan saya petak-petakan menjadi perumahan bagi para warga yang ingin mengadu nasib di Jakarta. Perlu diingat Jakarta tidak ada yang gratis, semua harus bayar. Wong Kencing saja bayar. Apalagi tinggal disana. Tidaklah heran, semua warga sudah bertahun-tahun menempati daerah2 di pinggir sungai. Bisnis Becak saya saja sudah ribuan, dan ditambah saya harus memberikan mereka rumah tinggal yang memadai. 4. Dan lagi Ahok itu terlalu Tamak, dan Rakus. PAD (Pendapatan Asli Daerah) di Jakarta itu dulunya hanya artifisial saja. Karena dana tersebut sebenarnya tidak ada lagi. Bahkan sudah menghutang 5 tahun ke muka. Eh.... si Ahok, kurang ajar. Memeriksa satu persatu. Dan Pertalahan-lahan bersama Jokowi, menemukan semua artifisial angka-angka. Saya tidak ingin angka bodong ini menjadi bahaya buat antek-antek saya yang berkewarganegaraan Indonesia, dan khususnya Jakarta. Gilanya... si Ahok... mendapatkan sedikit demi sedikit sehingga PAD DKI Jaya sekarang ini melonjak menjadi 72 Triliun.... Bayangkan, seharusnya 32Triliun saja sudah cukup, sisanya kan untuk antek2 saya dan saya sendiri untuk membayar properti di Abu Dhabi yang baru saja di bangun dengan megahnya. Juga Apartemen dan rumah-rumah mewah saya di Jeddah, sehingga saya akan menyewakan kepada pemerintah Indonesia. Bekerja sama dengan antek2 saya di Depag, dan Kemlu, membuat seolah-olah pemerintah tidak dapat memiliki properti di Saudi Arabia untuk menampung para haji yang sudah backlog 20 tahun ini. Untuk alasan di atas, saya sangat setuju dengan para pendukung capres itu. Dan saya mencela para pendukung yang membela Ahok untuk menjadi Gubernur DKI Jaya.... Saya akan Protes ke MK, Ke DPR, Ke Presiden Indonesia, kalau perlu saya akan membawanya ke PBB. Karena melanggar HAM saya, sebagai seorang tukang becak yang merasa mata pencaharian saya dan antek2 saya di rampas. Salam Protes Satire Jack Soetopo

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline